
Mega Merger, 2 Maskapai Ini akan Menjadi Satu Merek Pada 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua maskapai Korean Air dan Asiana Airlines akan bergabung di bawah nama yang sama pada tahun 2024. CEO Woo Kee-hong menjelaskan rencana integrasi pasca-merger, yang dilaporkan ke kreditor utama Asiana awal Maret ini.
Woo Kee-hong mengatakan Asiana Airlines akan beroperasi sebagai anak perusahaan Korean Air selama dua tahun sebelum diintegrasikan ke dalam satu merek.
Selama dua tahun mereka akan menggabungkan sistem kedua perusahaan mulai dari kontrol keselamatan penerbangan hingga TI dan akuntansi, serta integrasi fisik organisasi dan tenaga kerja.
"Setelah Asiana Airlines menjadi anak perusahaan Korean Air, proses untuk mengintegrasikan keduanya akan memakan waktu sekitar dua tahun," kata dia dalam konferensi pers online pada Rabu (31/3/2021), dilansir dari The Korean Herald.
Korean Air, Korea terbesar dan terbesar ke-18 di dunia, pada November 2020 mengumumkan rencana untuk membeli 63,9% saham di Asiana dalam kesepakatan multi-triliun won yang akan menciptakan maskapai penerbangan terbesar ke-10 di dunia berdasarkan ukuran armada.
Maskapai ini saat ini sedang dalam proses untuk mendapatkan persetujuan dari badan antitrust dari delapan negara tempatnya beroperasi setelah menerima lampu hijau dari Otoritas Kompetisi Turki pada Februari lalu.
Selain itu maskapai juga membutuhkan persetujuan dari Fair Trade Commission, otoritas regulasi Korea untuk persaingan ekonomi, serta lima negara lainnya termasuk Inggris dan Australia.
Mengenai masalah potensi PHK, CEO tersebut mengatakan maskapai tersebut tidak berencana melakukan PHK dan berjanji untuk tidak menaikkan harga tiket penerbangan setelah akuisisi tersebut.
"Industri perjalanan udara global adalah pasar persaingan yang hampir sempurna dan menaikkan harga akan sulit," kata Woo, menambahkan akan bekerja sama dengan sistem pemantauan tiket pesawat kementerian transportasi.
Pernikahan antara kedua maskapai akan menghasilkan nilai ekonomi baru senilai sekitar 300 hingga 400 miliar won atau Rp 5,1 triliun (asumsi Rp 12.90/won) setiap tahun setelah industri penerbangan pulih sepenuhnya dari pandemi virus corona.
Tetapi biaya integrasi "tidak akan rendah," maskapai penerbangan memperingatkan dan keuntungan akan datang "dua tahun" setelah integrasi berlangsung.
Ketika ditanya tentang prospek pemulihan penuh industri penerbangan, presiden Korean Air terdengar berhati-hati.
"Negara-negara dengan tingkat vaksinasi tinggi akan melihat permintaan perjalanan udara domestik pulih terlebih dahulu. Tapi permintaan penerbangan internasional akan memakan waktu lama karena negara perlu membuka perbatasannya," kata Woo.
Sejauh ini Korean Air dan Asiana mengoperasikan total tiga maskapai berbiaya rendah, yakni Jin Air, Air Busan, dan Air Seoul.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Maskapai Berdarah, Korean Air Caplok Asiana Airlines Rp 22 T