Ini Bisnis-Bisnis yang Moncer Saat Mudik 2021 Dilarang

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
31 March 2021 13:40
Penumpang Bus Kp. Rambutan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Penumpang Bus Kp. Rambutan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Ekonomi boleh diramal tumbuh 7% bahkan 8% di kuartal kedua tahun ini. Namun apabila dilihat secara sektoralnya, pertumbuhan tidak terjadi secara seragam. Ada beberapa sektor yang dirugikan akibat kebijakan 'no mudik 2021'. Namun ada juga yang mendulang untung. 

Kalau pada kuartal kedua tahun lalu hampir semua sektor mengalami pertumbuhan negatif akibat adanya pengetatan mobilitas, perkembangan vaksinasi Covid-19 di Tanah Air memberikan angin segar bagi sektor-sektor tersebut. 

Setidaknya ada 7 sektor perekonomian yang mencatatkan kontraksi pada kuartal kedua tahun lalu. Paling parah adalah sektor transportasi serta akomodasi makan dan minum yang minusnya besar. 

Untuk tahun ini, sektor transportasi masih belum bisa diharapkan dengan larangan mudik. Angkutan udara berpotensi masih jadi yang paling tertekan. Sementara untuk akomodasi makan dan minum berpeluang membaik. 

Lagipula yang biasanya mudik adalah masyarakat di ibu kota seperti DKI Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Ketika masyarakat metropolitan dilarang keluar kota ada kemungkinan mereka akan cenderung memanfaatkan momentum ini untuk berekreasi di dalam kota. 

Sementara itu sektor yang masih akan terdongkrak adalah jasa informasi dan komunikasi, di mana silaturahmi tatap muka akan pindah menjadi silaturahmi virtual lewat berbagai platform.

Untuk sektor pengolahan berpeluang membaik seiring dengan kenaikan angka indeks manajer pembelian (PMI) yang mulai ekspansif. Stimulus fiskal berupa DP nol persen dan relaksasi PPnBM untuk mobil diharapkan mampu meningkatkan output dan permintaan sehingga juga bakal mengerek sektor perdagangan. 

Cairnya THR bakal mendongkrak daya beli masyarakat dan memicu mereka untuk lebih berani berbelanja. Hal ini juga menjadi katalis positif untuk penjualan ritel yang selama ini berada di zona kontraksi. 

Untuk sektor konstruksi serta pertambangan & penggalian juga berpotensi terkerek. Pemicunya adalah kenaikan anggaran untuk infrastruktur yang mencapai lebih dari 30% (yoy) dan kenaikan harga komoditas tambang seperti nikel, batu bara hingga tembaga. 

Tren penurunan suku bunga acuan yang dibarengi dengan suku bunga kredit meski belum agresif akan menguntungkan sektor properti. Apalagi BI, OJK dan pemerintah sepakat untuk melonggarkan aturan DP.

Overall, perekonomian RI memang berpeluang bakal lebih baik, terutama jika vaksinasi Covid-19 semakin digeber. Hingga akhir pekan lalu jumlah vaksin yang telah disuntikkan ke masyarakat Tanah Air mencapai 10,77 juta dosis. Sebanyak 7,44 juta orang sudah menerima vaksin pertama dan 3,33 juta sudah menerima vaksin kedua.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular