Jakarta, CNBC Indonesia - Kilang Minyak PT Pertamina RU IV Balongan, Indramayu, Jawa Barat meledak pada Senin dini hari, (29/3/2021). Sejumlah warga bahkan merasa ledakan tersebut bak gempa yang cukup besar.
"Keluarga kita agak jauh di Singaraja tapi terasa juga, kayak gempa. Yang rumahnya dekat situ mah atap-atapnya pada runtuh. Rumahku jauh tapi berasa tangkinya gede banget," kata Lia, seorang warga kepada CNBC Indonesia.
Kebakaran ini bahkan membuat 10 gardu distribusi PLN di Indramayu terdampak. Berdasarkan data PLN, setidaknya ada 1.078 pelanggan terdampak di mana 1.018 di antaranya masih belum dapat dioperasikan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Pertamina pun sudah melakukan evakuasi terhadap warga ke sejumlah posko pengungsian.
"Kami memohon maaf kepada warga sekitar. Kami meminta untuk tetap tenang dan menjauhi lokasi kebakaran. Kami juga mohon maaf karena melakukan pemblokiran jalan. Keselamatan masyarakat di sekitar kilang menjadi prioritas utama kami," katanya.
Pertamina sendiri belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya ledakan. Namun, perusahaan minyak milik negara itu memastikan ledakan bukan berasal dari kilang melainkan tangki minyak.
Pasca insiden, Pertamina melakukan normal shutdown kepada kilang tersebut dan dilakukan pengendalian arus minyak dan perluasan pencegahan kebakaran untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Akibat kejadian ini, perusahaan harus kehilangan produksi sebesar 400.000 barel. Namun, masyarakat tidak perlu khawatir karena kondisi bahan bakar masih dalam situasi terkendali.
Bahan bakar akan dipasok dari Kilang Cilacap dan PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama yang masing-masing memiliki produksi 300.000 barel dan 500.000 barel per hari.
Halaman 2>>
PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina (Persero) dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM dan Petrokimia
RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ±200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau.
Keberadaan RU VI Balongan sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan nasional. Sebagai Kilang yang relatif baru dan telah menerapkan teknologi terkini, Pertamina RU VI mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Dengan produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene, Pertamina RU VI mempunyai kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara.
Selain itu RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia.
Manajemen menegaskan, sejalan dengan tuntutan bisnis ke depan, Pertamina Balongan terus mengembangkan potensi bisnis yang dimiliki melalui penerapan teknologi baru, pengembangan produk-produk unggulan baru, serta penerapan standar internasional dalam sistem manajemen mutu dengan tetap berbasis pada komitmen ramah lingkungan.
Halaman Selanjutnya 3>>>
Meledaknya tangki BBM di area Kilang Balongan telah menambah rentetan insiden dahsyat terbakarnya kilang dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada beberapa insiden lainnya.
- Kilang Gas Cepu
Fasilitas pengolahan gas milik PT Pertamina (EP) di Cepu juga sempat terbakar pada 9 April 2020.
Penyebab terjadinya kebakaran adalah keluarnya percikan api di fasilitas tersebut akibat gangguan di area Thermal Oxidizer (TOX) di Central Processing Plant (CPP) Gas Gundih.
Tim Penanganan Keadaan Darurat PT Pertamina EP Cepu Field langsung melakukan upaya stabilisasi seluruh fasilitas di CPP Gundih. Api di Fasilitas TOX sudah berhasil dikendalikan dan tidak ada korban jiwa atas kejadian ini.
- Kilang Cilacap2011 dan 2016
Pada April 2011 lalu, kebakaran hebat melanda kilang minyak di Kompleks I Pertamina UP IV Cilacap, Jawa Tengah. Saking besarnya, api baru bisa dipadamkan setelah 3 hari.
Ada tiga tangki di kilang Cilacap terbakar pada 2 April 2011 akibat kesalahan teknis. Tangki yang terbakar bukanlah berisi BBM melainkan berisi minyak ringan HOMC (High Octane Mogas Component).
Kerugian akibat kebakaran di 3 tangki ini mencapai US$ 30 juta.
Kebakaran juga sempat terjadi lagi pada 2016. Tepatnya pada tangki aspal yang meledak saat sedang dalam tahap pengosongan. Kosongnya tangki aspal membuat temperatur suhu tangki meningkat dan menimbulkan ledakan. Beruntung kebakaran tidak meluas dan dapat dipadamkan dalam waktu 1 jam.