
Basuki Ungkap Ancaman di Pantai Utara Jawa, Apa Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementeran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bertahap melakukan upaya penanganan banjir dan rob wilayah Pantai Utara Jawa hingga kota Semarang. Penanganan dilakukan mulai dari hulu seperti pembangunan bendungan Jatibarang hingga ke hilir seperti pembangunan kanal banjir, normalisasi sungai, tanggul rob, stasiun pompa, kolam retensi, sampai bendung gerak di kanal banjir barat.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan seluruh pendekatan teknikal harus dilakukan tapi sesungguhnya belum cukup. Karena harus diimbangi dengan pendekatan non-teknikal seperti penataan ruang, pengelolaan lingkungan dan perilaku masyarakat.
Kondisi fisik tipikal di Daerah Aliran Sungai (DAS) sepanjang Pantura khususnya di daerah Jawa Tengah juga memberikan tantangan tersendiri yang membuat daerah ini rentan terhadap bencana banjir dan rob. Basuki mencontohkan, untuk DAS Tenggang dan DAS Sringin, topografi permukaan relatif datar dengan kemiringan permukaan rata-rata kurang dari 3%, di mana elevasi permukaan tanah setempat hanya berkisar 0 hingga 26 meter di atas permukaan laut.
"Pengendalian banjir di area low land, seperti di Pantai Utara Jawa juga dihadapkan pada terjadinya kenaikan muka air laut hingga 6 mm per tahun dan penurunan permukaan tanah 9 cm hingga 10 cm per tahun. Kapasitas pengaliran sungai juga cenderung menurun, akibat sedimentasi dan berkurangnya luas penampang sungai akibat okupasi," kata Basuki, dalam keterangan resmi, Rabu (24/3/2021).
"Untuk menahan limpasan rob, telah dibangun tanggul rob yang membentang sepanjang 2,17 km dari Kampus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), melingkari kawasan industri Terboyo hingga Kali Sringin."
Halaman 2>>
Kementerian PUPR bekerja sama dengan investor jalan tol juga sedang melaksanakan pembangunan Jalan Tol Semarang - Demak yang direncanakan terintegrasi dengan tanggul laut.
Jalan tol sepanjang 27 km tersebut menurut Menteri Basuki ditargetkan selesai pada tahun 2024 dan saat ini progres konstruksi untuk porsi investasi sebesar 22%. Sedangkan untuk porsi APBN masih dalam tahap lelang dan akan segera dimulai konstruksinya tahun ini.
Sementara di bagian hilir, Menteri Basuki mengatakan juga telah dibangun Bendung Gerak di Kanal Banjir Barat (KBB) Semarang. Ini akan berfungsi sebagai penahan intrusi air laut dan menjaga debit air, serta penggelontoran (flushing) sedimen sungai untuk pengendalian banjir di wilayah barat Kota Semarang.
"Pada saat musim hujan, bendung ini akan berfungsi menahan aliran air sungai yang masuk KBB dan pada saat elevasi 2,5 meter, kemudian akan dialirkan ke laut. Sementara saat musim kemarau, bendung sepanjang 155,5 meter tersebut berfungsi sebagai penampungan air atau long storage berkapasitas 700.000 m3," tuturnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Lumpuhkan Semarang! Simpang Lima & Stasiun Tawang Juga