Kontroversi Vaksin Nusantara Terawan Hingga Disetop Sementara

Lynda Sari Hasibuan, CNBC Indonesia
23 March 2021 11:13
Infografis, Daftar Makanan Yang Harus Kamu Hindari Usai Vaksinasi Covid-19
Foto: Ilustrasi Vaksinasi

Pada Desember 2020, vaksin ini diperkenalkan dengan nama 'Joglosemar'. Digarap oleh PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma), diklaim bekerja sama dengan AIVITA Biomedical Inc perusahaan asal AS selaku pemasok teknologi dendritik.

Klaimnya, vaksin berbasis dendritik ini adalah kerja sama Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan RSUP Kariadi Semarang.

Namun, teknologi dendritik yang diusungnya justru menuai banyak kritik lantaran dinilai terlalu rumit dan mahal untuk pembuatan vaksin.

"Tetapi kalau kita membuat dendritik sel ini sebagai basic untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai vaksin saya rasa secara keilmuwan ini akan sangat luar biasa sulit dan mungkin bisa jadi mahal. Itu dari sisi manufacturingnya, pembuatannnya," ujar ahli penyakit tropik dan infeksi dr Erni Juwita Nelwan, SpPD dalam konferensi pers Studi Recovery Indonesia, Jumat (19/2/2021).

Lantaran tak kunjung mendapat update soal kelanjutan vaksin Nusantara, UGM mengundurkan diri dari tim penelitian. Dalam rilis Senin (8/3/2021), Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan dr Yodi Mahendradhata menyebut, pihaknya sebenarnya belum terlibat sama sekali dalam penggarapan vaksin Nusantara.

Dihentikannya riset vaksin nusantara tidak berarti Indonesia nihil riset vaksin. Di bawah konsorsium Vaksin Merah Putih, setidaknya ada 7 riset pengembangan vaksin yang digawangi anak bangsa, 5 di antaranya dinaungi oleh perguruan tinggi.

Daftar ketujuh riset vaksin di bawah Konsorsium Vaksin Merah Putih adalah sebagai berikut:

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Platform: Vector Adenovirus

Universitas Padjadjaran (Unpad)

Platform: Protein recombinant

Universitas Indonesia (UI)

Platform: DNA, mRNA, dan Virus-like-particles

Universitas Gadjah Mada (UGM)

Platform: Protein recombinant

Universitas Airlangga (Unair)

Adenovirus dan Adeno-Associated Virus-Based

Sedangkan dua pengembang vaksin Merah-Putih di luar perguruan tinggi adalah:

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman

Platform: Sub-unit protein rekombinan (mamalia) dan Sub-unit rekombinan (yeast).

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Platform: Protein recombinant.

(dru)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular