
Duh Kasus Kematian Akibat Covid-19 di RI Tembus 39.000

Jakarta, CNBC Indonesia- Kasus kematian Covid-19 di Indonesia menembus 39.142 orang setelah bertambah 227 orang pada hari ini Kamis (18/3/2021).
Hal tersebut terungkap dalam data Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dengan jumlah tersebut maka rasio kasus kematian kasus Covid-19 di RI mencapai 2,7%, lebih tinggi dari rata-rata dunia.
Sementara itu, kasus baru Covid-19 pada hari ini hingga pukul 12.00 WIB bertambah 6.570 orang. Pertambahan ini membuat total kasus konfirmasi positif di Indonesia menembus 1,443 juta.
Namun kabar gembiranya, jumlah pasien sembuh lebih banyak, yakni 6.285 orang sehingga totalnya menjadi 1,272 juta orang. Dengan jumlah tersebut, maka kasus aktif naik 58 menjadi 131.753 orang.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengklaim bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro turut berdampak kepada terkendalinya pandemi Covid-19 di tanah air. Demikian disampaikan Doni dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Senin (15/3/2021).
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, kasus aktif Covid-19 per hari ini sebesar 9,72%. Angka itu lebih rendah dibandingkan rata-rata global adalah 17,34%.
"Kalau kita lihat data yang ada, ketika terjadi kasus aktif yang tinggi Januari-Februari, BOR rumah sakit hampir 100% di sejumlah provinsi, maka angka kematian dokter dan tenaga kesehatan pun meningkat. Setelah ada PPKM Mikro, kasus aktif mengalami penurunan, kematian dokter dan nakes juga mengalami penurunan," ujar Doni.
Ia mengungkapkan, pemerintah belajar dari lonjakan kasus aktif yang terjadi setiap libur panjang. Oleh karena itu, pemerintah melarang ASN hingga prajurit TNI keluar kota. Pemerintah juga meminta Kadin mengimbau agar pegawai swasta tidak keluar kota.
"Ini efektif," kata Doni.
Lebih lanjut, Kepala BNPB itu bilang kalau upaya pengendalian Covid-19 yang terbaik adalah melibatkan masyarakat. PPKM Mikro melibatkan kepala desa/lurah hingga ketua RT.
"Kalau ini bisa kita pertahankan dan konsisten, RT kita saat ini 1,03 %. Kalau sudah bisa mengendalikan di bawah 1%, artinya Covid-19 tetap ada, tetapi kita bisa lebih leluasa untuk melakukan aktivitas," ujar Doni.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak