Gambar citra satelit yang menunjukkan asap dan kebakaran merusak bangunan di Pabrik Garmen Mode Global, pemasok milik China ke pengecer mode C&A, di Yangon, Myanmar. Investasi China di Myanmar jadi sasaran amukan massa dalam demo menentang kudeta junta militer Myanmar. (Maxar Technologies via AP)
Seperti dilansir AFP, Selasa (16/3/2021) media pemerintah China mengatakan 32 pabrik di pusat komersial Myanmar, Yangon diserang pada hari Minggu (14/3). Serangan itu menyebabkan kerusakan senilai US$ 37 juta (Rp 532 miliar) dan menyebabkan dua karyawan pabrik terluka, ketika pasukan keamanan melancarkan tindakan keras terhadap pengunjuk rasa yang menewaskan puluhan orang. (Maxar Technologies via AP)
China menjadi sasaran para demonstran antikudeta karena dituduh tidak bersikap lebih keras terhadap pengambilalihan militer seperti yang telah dilakukan negara-negara Barat. Saat itu, China mengatakan bahwa prioritasnya adalah stabilitas, sedangkan kudeta adalah urusan dalam negeri Myanmar. (Maxar Technologies via AP)
Akibat kejadian itu, pemerintah militer Myanmar memberlakukan darurat militer di kota-kota di mana pabrik-pabrik itu berada. Kedutaan Besar China di Yangon menuduh demonstran menyerang pabrik-pabrik tersebut. (Maxar Technologies via AP)
Selain pabrik, sekelompok massa juga meneriakkan rencana menghancurkan pipa gas terbesar China-Myanmar pada demonstrasi akhir pekan kemarin di Mandalay. Upaya itu datang seiring bocornya dokumen pemerintah Myanmar, 24 Februari 2021. (AP Photo)