
Pengembangan EBT 'Kepentok' Harga Listrik? Ini Penjelasan PLN

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) menyatakan berkomitmen dalam mendorong Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk pembangkit listrik. Meskipun secara harga jual, listrik EBT masih mahal.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, EBT harus didorong dengan mekanisme yang benar-benar bermanfaat buat masyarakat. PLN mempersilakan bagi investor-investor yang tertarik di sektor EBT.
"Pengusaha mau ada 10 lokasi gantikan diesel ke EBT, silakan kita kaji bagaimana harga jangan terlalu mahal," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin, (15/03/2021).
Harga yang wajar, menurut Bob, adalah masih ada keuntungan. Kemudian IRR memenuhi kriteria pengusaha. Jika demikian maka tidak ada masalah dalam membangun pembangkit EBT.
"Kira-kira wajarlah, artinya untung ada IRR memenuhi kriteria pengusaha. Kita hemat juga karena per kilowatt hour (kWh) di atas Rp 3.000 kalau ada yang tawarkan lebih murah why not," tuturnya.
Lebih lanjut, Bob mengatakan energi hijau menjadi salah satu pilar dalam transformasi sejak April tahun lalu. Namun, dampak dari pandemi Covid-19, telah mengakibatkan permintaan listrik anjlok sehingga terjadi kelebihan suplai.
Meski bertransformasi ke EBT, namun Bob berpandangan jangan sampai menghancurkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sudah dibangun. Selain mengganti pembangkit diesel, upaya mendorong EBT lain adalah Co-Firing di PLTU.
"Co-firing biomassa ini yang harus didorong makin banyak, PLTU gunakan ini. Ke depan akan ada 10 PLTU gunakan Co-firing, artinya EBT tapi nggak merugikan yang kita bangun," ungkapnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sederet Usulan PLN Demi RUU Energi Baru Terbarukan, Apa Saja?