Internasional

Panasonic Bawa Kabar Kurang Enak Soal Baterai Listrik Tesla

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 March 2021 09:32
A truck loaded with Tesla cars departs the Tesla plant Tuesday, May 12, 2020, in Fremont, Calif. Tesla CEO Elon Musk has emerged as a champion of defying stay-home orders intended to stop the coronavirus from spreading, picking up support as well as critics on social media. Among supporters was President Donald Trump, who on Tuesday tweeted that Tesla's San Francisco Bay Area factory should be allowed to open despite health department orders to stay closed except for basic operations. (AP Photo/Ben Margot)
Foto: Pabrik Tesla (AP/Ben Margot)

Jakarta, CNBC Indonesia - Panasonic membawa kabar kurang sejuk ke Tesla. Chief Executive Officer (CEO) Panasonic, Kazuhiro Tsuga, mengatakan perusahaan perlu mengurangi ketergantungannya pada produk perusahaan Elon Musk itu.

Tsuga mengatakan Panasonic akan membuka opsi produsen otomotif global lain untuk membuat baterai yang dapat digunakan produk kendaraan listrik. Ia menilai sudah saatnya Panasonic lepas dari cengkraman tunggal Tesla, seiring banyaknya produsen yang sudah beralih fokus ke mobil listrik.

"Pada titik tertentu, kami perlu lulus dari pendekatan satu kaki kami yang hanya mengandalkan Tesla," kata Tsuga, dikutip dari Reuters, Senin (15/3/2021).

"Kami memasuki fase yang berbeda dan kami perlu mengawasi produsen pemasok selain Tesla."



Tsuga sendiri diberitakan akan mundur dari jajaran top perusahaan asal Jepang itu pada April 2021. Ia sebelumnya telah sembilan tahun memimpin perusahaan itu. Yuki Kusumi, kepala bisnis otomotifnya, dikabarkan akan mengambil alih.

Di bawah kepemimpinan Tsuga, Panasonic telah mengalihkan fokusnya dari elektronik konsumen margin rendah ke baterai, mesin pabrik, dan komponen. Perusahaan mengatakan bulan lalu mereka mengharapkan bisnis baterainya yang memasok Tesla akan membukukan keuntungan pada tahun fiskal ini.

Pada era Tsuga juga, Panasonic sangatlah intens berhubungan dengan Tesla. Hal ini ditandai dengan dibangunnya "gigafactory" baterai senilai US$ 5 miliar atau setara Rp 70 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$) di wilayah Reno, Nevada.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tesla Mau Tanam Duit di RI Bikin Penasaran Anggota DPR

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular