
Dituduh Manipulasi Oleh AS, Ini Tanggapan Bank Sentral Taiwan

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Sentral Taiwan Yang Chin-long mengatakan, bahwa Amerika Serikat (AS) kemungkinan menganggap Taiwan sebagai negara yang bisa memanipulasi mata uang, karena telah memenuhi 3 kriteria AS dalam membuat keputusan pada bidang tersebut.
Hal tersebut disampaikan Yang untuk menjawab pertanyaan anggota dewan di parlemen.
Selain itu, Yang juga mengatakan jika AS menganggap Taiwan telah memanipulasi mata yang, itu tidak akan berdampak serius untuk negaranya. Karena kemungkinan AS tidak akan sampai menyeret persoalan tersebut pada tindakan 'Section 301' yang mengarah pada kebijakan tarif.
Yang mengatakan penting untuk berkomunikasi dengan AS tentang alasan menguatnya mata uang Taiwan, termasuk kebijakan quantitative easing AS. Serta dampak perang dagang China-AS, yang telah meningkatkan ekspor teknologi Taiwan dan meningkatkan surplus perdagangannya dengan AS.
Seperti diketahui Taiwan dollar mengalami apresiasi 5,6% terhadap dollar AS tahun lalu. Saat itu Taiwan dollar pun menjadi salah satu mata uang yang 'juara' di Asia dan terus menguat di tahun ini didukung meningkatnya ekspor dan pulihnya ekonomi negara tersebut. Yang menganggap itu merupakan suatu hal yang baik.
"Dollar AS baru-baru ini menguat dan nilai tukar Taiwan dollar mendekati ekuilibrium. Ini fenomena yang bagus," ujar Yang melansir Reuters, Kamis (11/3/2021).
Bank Sentral Taiwan juga belum lama ini mengumumkan adanya lonjakan besar dalam melakukan intervensi mata uangnya tahun lalu. Hal tersebut bisa menempatkan pulau yang bergantung pada perdagangan itu dicap oleh Gedung Putih sebagai manipulator.
Pasalnya saat ini Taiwan telah masuk ke dalam 3 kriteria yang digunakan AS untuk memberikan predikat suatu negara sebagai manipulator mata uang, termasuk berapa banyak yang dibelanjakan sebagai intervensi mata uang pada 2020.
Menurut data resmi Taiwan, surplus perdagangan Taiwan dengan AS mencapai US$ 29,9 miliar pada 2020, meningkat US$ 7 miliar dibandingkan 2019. Sementara surplus neraca berjalan tahun lalu sekitar 11% dari PDB. Keduanya melebihi nilai yang ditetapkan AS untuk menganggap suatu negara sebagai manipulator mata uang.
Taiwan yang memiliki keunggulan menciptakan teknologi telah mendapatkan keuntungan dari meningkatnya permintaan laptop, tablet, dan peralatan lain secara global, mengingat banyaknya masyarakat dunia yang bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) selama pandemi Covid-19.
Yang juga meramalkan pemulihan ekonomi tahun ini akan berbentuk seperti huruf V, dan kemungkinan akan melakukan revisi target pertumbuhan ekonomi mereka pada pertemuan kuartalan minggu depan.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Resmi Menjual Persenjataan Ke Taiwan USD 2,3 M