
Kaum LGBTQ AS Tolak Vaksinasi, Kenapa Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa kaum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer (LGBTQ) di Amerika Serikat (AS) cenderung menolak untuk ikut serta dalam program vaksinasi.
Dilansir New York Times, penelitian ini dibuat oleh Pusat Kesehatan Komunitas Callen-Lorde di Amerika Serikat (AS). Mereka menambahkan bahwa para kaum LGBTQ masih bersikeras menolak meskipun sudah dinasehati mengenai keamanan vaksin.
"Ada ketidakpercayaan yang meluas seputar vaksinasi," kata Anthony Fortenberry, kepala perawat di Pusat Kesehatan Komunitas Callen-Lorde, yang menyediakan perawatan medis untuk LGBTQ di New York.
Masing-masing dari tiga vaksin Covid yang saat ini tersedia di AS telah terbukti sangat baik dalam mencegah penyakit serius dan kematian. Fortenberry mengatakan bahwa ia telah mencoba menasehati pasien tentang kemanjuran vaksin, yang pada akhirnya meredakan ketakutan mereka.
"Itu bukan percakapan yang cepat," katanya. "Mereka membahas pengalaman pribadi seseorang dan riwayat diskriminasi mereka."
Tetapi tidak semua orang memiliki penyedia layanan kesehatan yang dengannya mereka merasa nyaman untuk menyampaikan kekhawatiran mereka.
"Saya khawatir tanpa perbincangan itu, masyarakat tidak akan jadi divaksinasi terus," ujarnya.
Menurut salah seorang pria transgender, hal ini didasarkan oleh rasa kekeluargaan kelompok LGBTQ yang sangat kuat di dalam komunitasnya. Jadi pada saat salah seorang anggota melontarkan pandangan pesimis mengenai vaksin, maka yang lain akan ikut bereaksi.
"Perkembangan vaksin bergerak sangat cepat dan sangat cepat, hanya saja saya sedikit ragu, begitupun komunitas saya," ucapnya.
Sejauh ini sekitar 54 juta orang di AS telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19, dan hampir 28 juta di antaranya telah divaksinasi penuh sebanyak dua kali.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Astrazeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia