
PPKM Mikro Lanjut, BGS Geber 3T & Sebar Jutaan Rapid Antigen

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 22 Maret 2021. Perpanjangan itu diikuti dengan perluasan PPKM skala mikro ke tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara.
Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Senin (8/3/2021).
Sebagai tindak lanjut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Kemenkes akan memperkuat tes, lacak, dan isolasi alias 3T.
"Masing-masing sudah ada guideline yang kita akan lakukan," ujar BGS, sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin.
Untuk tes, dia bilang akan dilakukan minimal kepada 1/1.000 penduduk per minggu. Tujuannya agar hasilnya bisa diketahui dalam 24 jam.
"Maka kita perlu melakukan mekanisme searching yang lebih cepat dan kita sudah meresmikan penggunan dari rapid diagnostic test antigen (RDT-Ag) dalam pemeriksaan kontak erat," kata BGS.
Strategi kedua, menurut eks wakil Menteri BUMN, adalah pelacakan. Menurut petunjuk WHO, pelacakan harus dilakukan terhadap 15-30 kontak erat dan dilacak dalam tempo 72 jam.
"Kita sudah memutuskan untuk menggunakan babinsa dan bhabikmatibmas di bawah koordinasi puskesmas agar bisa mengejar target ini," ujar BGS.
"Kemudian sesudah ditemukan kita mengisolasi yang terkena dampak positif kita agar mesti memastikan mereka tak menularkan dan itu kita juga sudah kerja sama dengan pemerintah desa, agar bisa menyiapkan shelter untuk isolasi mandiri," lanjutnya.
BGS bilang, untuk petugas lacak, dibutuhkan sebanyak 80 ribu. Kemenkes sudah melakukan pelatihan untuk babinsa sebanyak 22.300 di 7 provinsi dan bhabinkambtimas sebanyak 13.954 di 7 provinsi.
"Dengan adanya penambahan beberapa provinsi, kami akan melakukan ekspansi dari pelatihan terhadap babinsa dan bhabinkamtibmas," kata BGS.
Kemudian untuk distribusi RDT-Ag, BGS bilang Kemenkes sudah mengirimkan tahap I sebanyak 653 ribu. Kemudian untuk tahap II A akan dikirimkan sebanyak 1 juta dari WHO.
"Kita sedang dalam proses 14,5 juta RDT-Ag yang akan kita kirim ke puskesmas-puskesmas untuk memperbaiki proses tracing-nya," ujar BGS.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tancap Gas! Menkes BGS Pastikan Kesiapan Vaksinasi Covid-19
