Presiden Brasil Tiba-tiba Minta Warga Setop Merengek, Kenapa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 March 2021 19:59
Brazil's President Jair Bolsonaro shows a Niobium coin, which he received as a gift during the launch of the Mining and Development Program, at the headquarters of the Ministry of Mines and Energy, in Brasilia, Brazil, Monday, Sept. 28, 2020. (AP Photo/Eraldo Peres)
Foto: Presiden Brasil, Jair Bolsonaro (AP Photo/Eraldo Peres)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Brasil Jair Messias Bolsonaro kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial mengenai pandemi Covid-19. Ia meminta masyarakat Brasil untuk berhenti 'merengek' dan melanjutkan hidup setelah negara tersebut mencatat rekor kematian akibat Covid-19 selama dua hari berturut-turut.

"Cukup rewel dan rengekan. Berapa lama lagi tangisan itu akan berlangsung?" kata Bolsonaro dalam sebuah acara pada Kamis (4/3/2021), dikutip dari Reuters.

"Berapa lama lagi Anda akan tinggal di rumah dan menutup semuanya? Tidak ada yang bisa menahannya lagi. Kami menyesali kematian itu, lagi, tapi kami butuh solusi."

Brasil memiliki angka kematian tertinggi kedua di dunia selama setahun terakhir, setelah Amerika Serikat. Sementara wabah AS mereda, Brasil masih menghadapi fase epidemi terburuknya, mendorong sistem rumah sakit mereka ke ambang kehancuran.

Gelombang kedua Brasil yang melonjak telah memicu pembatasan baru di ibu kotanya, Brasilia, dan kota terbesarnya, Sao Paulo. Bahkan Rio de Janeiro pada hari Kamis mengumumkan jam malam di seluruh kota dan waktu tutup lebih awal untuk restoran.

Hal yang paling mengkhawatirkan otoritas kesehatan adalah munculnya varian virus corona baru dari wilayah Amazon, yang tampak lebih menular dan lebih mampu menginfeksi kembali mereka yang sebelumnya menderita Covid-19.

"Kami mengalami prospek terburuk untuk pandemi sejak dimulai," kata Gonzalo Vecina Neto, seorang dokter medis dan mantan kepala regulator kesehatan Brasil, Anvisa. "Mutasi adalah hasil dari peningkatan reproduksi virus. Semakin banyak jumlah virus, semakin cepat penularannya, semakin banyak mutasi yang kita miliki."

Sementara gubernur negara bagian dan dokter mengeluh bahwa pemerintah federal telah salah mengelola krisis virus corona. Ditambah Bolsonaro telah meremehkan tingkat keparahannya dan menentang penguncian. Penundaan pemerintah dalam memperoleh dan mendistribusikan vaksin berarti bahwa kurang dari 3,5% populasi telah memiliki setidaknya satu suntikan.

Di hari yang sama, Senat memilih untuk memperbarui program bantuan dalam skala yang lebih kecil, membagikan 250 reais per bulan selama empat bulan, dengan biaya hingga 44 miliar reais. Namun proposal tersebut masih harus disetujui oleh majelis rendah Kongres Brasil.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tambah 43.033, Kasus Covid Brasil 'Meledak' & Tembus 20 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular