Punya 3 Komoditas Tambang Primadona, Ini Dampaknya ke RI

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
05 March 2021 17:10
Cover Fokus, dalam, isi, panjang, tambang, nikel
Foto: Cover Topik/Tambang Nikel/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki tiga produk tambang yang diperkirakan bakal menjadi primadona di masa mendatang, antara lain nikel, tembaga, dan aluminium. Tiga komoditas ini bakal menjadi bahan utama baterai hingga mobil listrik.

Deputi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto menyebut, pertumbuhan ekonomi dunia berdampak pada kenaikan harga nikel. Apalagi, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi global tahun ini akan tumbuh 5,5%.

Seto menyebut, setiap kenaikan 1% pertumbuhan ekonomi, akan berdampak pada kenaikan harga 9,2%. Namun, jika ditambah dengan perubahan fundamental seperti perubahan iklim, dan sebagainya, sehingga akan muncul tren super siklus. Dampaknya, harga komoditas tambang ini akan melonjak lebih tinggi lagi.

"Mungkin harganya akan meningkat cukup signifikan, kayak di nikel yang US$ 19.000 (per ton) kan, mungkin ini harga yang paling tinggi lima tahun terakhir," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Rabu (03/03/2021).

Kondisi yang sama juga terjadi pada komoditas tembaga yang harganya meningkat sampai menyentuh US$ 9.000 per ton. Kenaikan harga ini terjadi akibat permintaan yang meningkat di tengah keterbatasan suplai.

"Potensi peningkatan demand-nya ini sangat signifikan. Saya pikir akan positif buat Indonesia. Tinggal bagaimana pemerintah, pengusaha, dan masyarakat bisa kerja sama memanfaatkan peluang ini," tegasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, seiring dengan peningkatan harga, maka keuntungan buat pengusaha tambang juga akan meningkat. Sementara untuk negara, diharapkan pendapatan dari pajak bisa ditingkatkan.

"Kemudian juga, dengan ini kan daya beli masyarakat akan meningkat. Secara keseluruhan dampak pada konsumsi, dampak pada pendapatan negara, harusnya akan positif. Bantu percepatan pemulihan ekonomi kita," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beda dari Nikel, Kenapa Sih Industri Hilir Tembaga Gak Jalan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular