Cerita Luhut Soal Baterai Mobil Listrik Made in RI

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
26 February 2021 08:00
Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema " Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia 2021". (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan pada tahun 2023 mendatang Indonesia akan memiliki rantai pasok industri baterai lithium terintegrasi.

Saat diwawancarai Founder and Chairman CT Corp., Chairul Tanjung, di Economic Outlook 2021 CNBC Indonesia, Kamis (25/02/2021) Luhut menyebut target ini ditunjang dengan adanya rencana investasi smelter nikel, tembaga dan industri turunannya di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Selain itu menurutnya di Weda Bay juga akan dibangun pabrik asam sulfat untuk memenuhi kebutuhan dari bahan baku baterai lithium.

"Di Weda Bay nanti akan diproduksi asam sulfat pada 2023 dan lithium battery, pada 2023 global supply chain ada di Indonesia," ungkapnya, Kamis (25/02/2021).

Menurutnya ada dua investor global yang akan berinvestasi di Indonesia. Yakni Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) asal China dan LG asal Korea Selatan yang akan berinvestasi di Indonesia. Kedua calon investor ini akan digaet untuk membangun pabrik baterai lithium di Indonesia.

"Ini yang kita mau ada dua, CATL untuk baterai, kedua yaitu LG. Ini yang kita engage dari hulu ke hilir. Kita buat terintegrasi, jadi nickel ore ada smelternya dan turunannya," tuturnya.

Dia menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) konsisten untuk membuat hilirisasi industri tambang, sehingga ke depan Indonesia tidak lagi mengekspor barang mentah, namun sudah memiliki industri terintegrasi dari hulu hingga hilir.

"Generasi ke depan, ini langkah strategis. Kita jangan ekspor raw material lagi. Presiden konsisten dalam hal ini," tegasnya.

Hal senada mengenai masuknya dua perusahaan dunia CATL dan LG juga disampaikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dua investor ini akan digandeng oleh BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Holding (IBH) yang saat ini tengah dibentuk.

Terdiri dari PT PLN (Persero), PT Inalum (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pemerintah menargetkan agar Indonesia tidak hanya menjadi market dari electric vehicle (EV battery) namun juga bisa menjadi produsen.

Tak mau dikirim ke luar negeri raw material. Kami diberi kepercayaan, dimana PLN, Inalum, Pertamina akan membuat perusahaan baterai nasional partner dengan CATL dan LG," kata Erick.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Disebut 'Lord', Ini Fakta Luhut dengan Deal Ratusan Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular