
Blak-blakan Petinggi PLN Soal Oversupply Listrik

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak pandemi corona (Covid-19) pada tahun 2020 membuat kondisi kelistrikan PT PLN (Persero) mengalami kelebihan pasokan atau oversupply. Melihat kondisi ini, artinya PLN punya pekerjaan rumah untuk mencari demand baru demi menyerap listrik.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) PT PLN (Persero) Haryanto W.S. "Jamali justru akan cenderung oversupply, pekerjaan rumah kita bagaimana ciptakan demand di Jamali," ujarnya.
Pilihan Redaksi |
PLN menyebut kemungkinan akan ada penambahan kapasitas pembangkit pada tahun ini di Jamali sekitar 2.500-3.000 mega watt (MW). Yakni 2.000 MW dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa-7 Unit 2 termasuk penambahan dari PLTU Tanjung Jati unit 5 dan beberapa pembangkit yang dibangun PLN tidak kurang dari 1.000 MW.
Kemudian pada tahun 2022 penambahan kapasitas juga ada dari beberapa pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/ IPP) sebesar 5.000 MW. Salah satu pembangkit listrik yang beroperasi yakni PLTU Batang 2x1.000 MW yang dikembangkan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Selain itu, lanjutnya, ada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 dan PLTU Cirebon. Dengan demikian, total kapasitas pembangkit listrik akan bertambah sekitar 4.000-5.000 MW pada 2022.
"Tahun depan operasi beberapa IPP, PLTU Batang 2 unit, Tanjung Jati 1 unit, juga ada PLTGU Jawa 1, ada PLTU Cirebon, mungkin tahun depan akan menambah 4.000-5.000 MW," tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan kondisi pembangkit listrik yang terus beroperasi sementara permintaan listrik masyarakat turun membuat reserve margin pada 2020 mencapai 120% dari target yang dipatok sebelumnya. Ini pertanda buruk karena ongkos PLN jadi bertambah.
"Kemarin (2020) reserve margin ditargetkan 25%. Tapi kan pembangkit nyala terus, demand turun, maka kemarin reserve margin bengkak jadi 30,10% dari target atau 120% dari target," paparnya dalam konferensi pers virtual 'Capaian Kerja 2020 dan Rencana Kerja 2021 Sub Sektor Ketenagalistrikan' Rabu (13/1/2021).
"Ini makin gede (reserve margin), makin jelek, karena cost PLN jadi nambah," tuturnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! 1 PLTU Bisa Melistriki 2 Juta Mobil Listrik!