Corona Mematikan, Tapi Masih Ada yang Ogah Divaksin Loh!

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 February 2021 13:45
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan berusia lanjut saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/2/2021). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memulai vaksinasi tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin tersebut untuk lansia. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan berusia lanjut saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/2/2021). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memulai vaksinasi tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin tersebut untuk lansia. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Dengan berjalannya vaksinasi Covid-19 yang dimulai dari tenaga kesehatan dan dilanjutkan ke kelompok lainnya, masih ada sebagian masyarakat yang enggan divaksin.

Ketua Kelompok Kerja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI), dr. Erlina Burhan mengakui di awal berjalannya program vaksinasi masih banyak keraguan masyarakat karena beredar informasi yang bias dan hoax.

"Tetapi dengan berlalunya waktu banyak masyarakat yang ingin divaksin, tapi jumlah vaksinnya tidak memungkinkan bisa serentak dilakukan jadi perlu secara bertahap," kata Erlina kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/02/2021).

Dia menambahkan masyarakat semakin cerdas dan telah melihat bukti orang-orang yang telah divaksinasi tetap sehat, dan tidak terjadi hal-hal yang sebelumnya dikhawatirkan.

"Penerimaan masyarakat semakin naik bahkan sekarang mereka mengatakan kapan akan divaksin, dan sebagian ada yang ingin divaksin meski harus membayar sendiri," katanya.

Erlina mengatakan untuk vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan sudah dilakukan untuk suntikan pertama, dan tengah menunggu suntikan kedua. Kalaupun ada sekelompok kecil yang belum divaksin karena ada penundaan sementara, misalnya untuk penyintas yang harus menunggu 3 bulan ataupun yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang tidak terkontrol.

"Tidak semua tenaga kesehatan org muda dan ada kelompok diatas 60 dan biasanya memiliki komorbid. Tenaga kesehatan yang tidak divaksin bukan karena vaksin tidak ada tapi belum memenuhi kriteria dan sebagian masih menunggu jadwalnya," kata Erlina.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Warga China Buru Vaksin Pfizer Cs ke Luar Negeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular