'Kapasitas ICU untuk Kasus Covid Berat di Jawa Masih Padat'

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
16 February 2021 18:55
Suasana RSPI Sulianti Saroso Saat Kabar Adanya Pasien Positif Corona. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana RSPI Sulianti Saroso (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dr. Lia G Partakusuma mengatakan tingkat keterisian ICU rumah sakit di DKI Jakarta dan Bekasi masih tinggi di atas 60%. Dia memaparkan jumlah rumah sakit rujukan di Jawa dan Bali berjumlah 940 rumah sakit, dengan jumlah tempat tidur 44.861 unit.

Namun jika digabungkan dengan yang bukan RS rujukan maka bisa sampai 2.000 rumah sakit dengan jumlah tempat tidur sebanyak 66.712 unit.

"Beberapa hari ini ada penurunan menyebabkan rumah sakit ini agak sedikit longgar tetapi ini hanya terjadi di RS bukan rujukan Covid-19 sepenuhnya 100%. Artinya angka yang agak longgar ini adalah isolasi ruang biasa, tapi tempat ICU Covid-19 di Jawa masih penuh, beberapa tempat di bekasi, Jakarta angkanya 60% untuk ICU, karena berbeda isolasi biasa dengan ICU," kata Lia, Selasa (16/02/2021).

"ICU untuk kasus berat untuk pulau Jawa masih padat, di beberapa kota masih padat," lanjutnya.



Angka yang ada saat ini masih di atas ketentuan WHO, karena standar yang ditentukan adalah 60%. Lia mengatakan penting untuk memenuhi standar dari badan kesehatan dunia tersebut, untuk mengantisipasi perubahan tingkat keparahan pasien Covid-19. Jika semua ruang terpakai, dan harus ada perpindahan pasien dari ruang isolasi biasa ke ICU atau sebaliknya maka akan terjadi masalah.

"Ini harus ada space kosong perpindahan dari satu bagian ke tempat khusus lainnya bisa lebih mudah, kalau itu penuh maka orang tidak bisa masuk. Makanya WHO minta ada ruang jadi kalau perpindahan pasien mudah. Karena kalau pasiennya berat membutuhkan fasilitas yang lebih lengkap," ujarnya.

Lia menegaskan dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang ada sebenarnya cukup. Tetapi penumpukan pasien di wilayah tertentulah yang menjadi masalah. Untuk itu, dia mengapresiasi adanya tempat isolasi khusus untuk pasien gejala ringan dan tanpa gejala, sehingga tidak membebani RS.

"Kalau itu ditempatkan di tempat bukan RS akhirnya RS yang menerima sakit ringan dan berat dengan sendirinya akan terseleksi. Kalau di tempat kaya gitu pasien akan merasa dimanusiawikan, ada olahraga dan segala macam sehingga sosialisasi lebih cair," kata Lia.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular