
Harga Rumah Masih Naik Tapi Terus Melambat, Tanda Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga rumah mengalami perlambatan kenaikan di kuartal keempat tahun lalu. Sementara itu penjualan rumah di pasar primer juga masih terkontraksi. Hal ini tercermin dari laporan Bank Indonesia (BI) dalam survei harga properti residensial yang rutin dilakukan bank sentral nasional tersebut.
BI melaporkan indeks harga properti residensial (IHPR) pada kuartal IV-2020 tumbuh 1,43% (yoy) lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 1,51% (yoy). Apabila ditinjau secara kuartalan pun IHPR tercatat melambat.
Pertumbuhan IHPR pada periode Oktober-Desember 2020 mencapai 0,22% (qtq). Padahal di kuartal ketiga pertumbuhan IHPR tercatat naik 0,42% (qtq). Perlambatan harga terjadi pada seluruh tipe rumah terutama untuk kategori rumah besar yang tumbuh 0,81% (yoy). Padahal di kuartal tiga masih tumbuh 0,94% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan harga rumah secara kuartalan tersebut sejalan dengan melambatnya inflasi biaya tempat tinggal yang dikeluarkan oleh rumah tangga di kuartal terakhir tahun lalu.
Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk sub-kelompok pemeliharaan, perbaikan dan keamanan tempat tinggal atau perumahan tumbuh 0,19% (qtq) atau melambat dibanding kuartal sebelumnya di angka 0,51% (qtq).
Perlambatan kenaikan harga rumah juga masih dibarengi dengan kontraksi volume penjualan. Pada tiga bulan terakhir tahun 2020 volume penjualan rumah mengalami kontraksi 20,6% (yoy).
Volume penjualan rumah membaik dari kuartal III-2020 yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 30,9% (yoy). Meski mengalami perbaikan tetapi volume penjualan rumah masih jauh lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2019.
BI mencatat penjualan rumah pada kuartal keempat tahun 2019 tercatat masih tumbuh 1,19% (yoy). Kontraksi volume penjualan rumah terjadi pada semua tipe rumah. Untuk tipe rumah besar volume penjualannya menurun 36,6% (yoy) pada periode Oktober-Desember 2020.
Sementara untuk rumah tipe menengah dan kecil kontraksinya masing-masing sebesar 24,1% (yoy) dan 15,1% (yoy) pada periode yang sama. Penurunan penjualan rumah ini tak lepas dari adanya pandemi Covid-19 yang membuat ekonomi RI jatuh ke jurang resesi untuk pertama kalinya sejak krisis moneter tahun 1998.