Di Rapim TNI-Polri, Sri Mulyani Pamer Defisit APBN RI Aman!

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
15 February 2021 20:25
Infografis Menteri Pencetak Utang? Ini Sederet Prestasi Sri Mulyani
Foto: Ilustrasi Sri Mulyani (CNBC Indonesia/Aristya Rahadian Krisabella)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan defisit APBN Indonesia sebesar 6,09% di tahun 2020. Realisasi ini lebih baik dari negara lainnya. Hal itu disampaikan saat menghadiri acara Rapat Pimpinan TNI-Polri 2021 secara virtual, Senin (15/2/2021).

"Defisit APBN yang 6% relatif juga kecil dibandingkan negara lain yang bahkan mengalami defisit hingga di atas 10%," ujarnya.

Dia menjelaskan, beberapa negara yang defisitnya mencapai double digit sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19. Negara tersebut mulai dari Amerika Serikat yang mendekati 15%, hingga Perancis 10,8%.

"Ini artinya apa? negara-negara ini hanya dalam satu tahun utang negaranya melonjak lebih dari 10%, sementara Indonesia tetap bisa terjaga di kisaran 6%," jelasnya.

Namun, Sri Mulyani menegaskan bukan berarti tekanan yang dialami Indonesia tidak berat. Tapi, pemerintah bisa menjaga agar defisit APBN bisa terkendali.

Kenaikan utang secara signifikan terjadi ke Indonesia, namun rasionya tetap dijaga agar tidak melebihi yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara yakni 60% dari PDB.

Sedangkan negara maju banyak yang rasionya utangnya melebihi nilai PDB. Ia memerinci negara yang rasio utangnya melebihi nilai PDB adalah AS, Prancis, Jerman, China dan India.



"Indonesia juga terjadi kenaikan utang namun rasio terhadap PDB nya adalah 38,5% dan kita perkirakan akan mendekati 40%," kata dia.

Bendahara negara ini kembali menekankan, bahkan di antara negara ASEAN rasio utang RI juga masih lebih baik.

"Namun sekali lagi dibandingkan negara-negara ASEAN di mana Malaysia mencapai 66% dari GDP, Singapura 131%, Filipina di 48%, Thailand di 50%, Indonesia masih relatif dalam posisi yang cukup hati-hati atau prudent," imbuhnya.

Menurut wanita kelahiran Lampung itu, peningkatan nilai dan rasio utang yang terjaga ini akan lebih mempermudah Indonesia memulihkan perekonomiannya dari tekanan Covid-19.

"Inilah yang menjadi bekal kita untuk terus menjaga pemulihan ekonomi nasional, dan tetap menjaga kesehatan dari APBN dan perekonomian kita," tegasnya.

Sebagai informasi, posisi utang Indonesia hingga akhir Desember 2020 mencapai Rp 6.074,56 triliun. Artinya utang Indonesia bertambah Rp 1.296,56 triliun dalam satu tahun dari akhir Desember 2019 yang tercatat Rp 4.778 triliun.

Posisi utang yang naik ini diikuti dengan pelebaran rasio utang menjadi 38,68% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Canda Sri Mulyani ke TNI-Polri: Kalau Butuh, Baru ke Saya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular