Indonesia dan China Nothing! Vietnam Juara Ekonomi 2020

Chandra, CNBC Indonesia
08 February 2021 15:38
Ilustrasi Bendera Vietnam. Ist
Foto: Ilustrasi Bendera Vietnam. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan Ekonomi Vietnam pada kuartal IV-2020 tumbuh hingga 4,48% 2020. Secara keseluruhan negara tersebut mencatatkan pertumbuhan 2,91% di 2020 secara yoy.

Di kuartal IV-2020 sendiri, pertumbuhan PDB Vietnam terutama didorong oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (4,69%); industri dan konstruksi (5,60%) serta sektor jasa (4,29%).

Melansir CNBC International, Vietnam digadang-gadang menjadi ekonomi Asia dengan kinerja terbaik pada tahun 2020. Bahkan mengalahkan China dan Taiwan, yang juga sukses melawan corona (Covid-19).

Prestasi ini dapat dicapai karena negeri itu benar-benar tak mencatat kontraksi (negatif) selama tahun lalu (dari Q1 hingga Q4). Padahal banyak negara terseok-seok dalam perlambatan bahkan terjerumus resesi.

Menurut perkiraan pemerintah pada Desember, pertumbuhan Vietnam secara tahunan adalah 2,9% di sepanjang 2020. Ini lebih baik dibanding China, yang ekonominya diprediksi 2,3% di periode yang sama.

Dalam data IMF World Economic Outlook hal ini juga terlihat. Di mana dari tugas negara yang mencapai pertumbuhan positif di Asia, Vietnam melaju paling depan, disusul Taiwan dan China.

Sementara sisanya negatif. Antara lain Pakistan, Korea Selatan, Indonesia, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, India dan Filipina, yang terpukul paling dalam.

2020 GDPFoto: 2020 GDP

"Dengan performa ini, Vietnam menjadi salah satu dengan pertubuhan tertinggi selama setahun di mana belahan dunia lain jatuh ke dalam resesi dalam," ujar ekonom dari Bank of America Global Research dalam laporannya bulan ini.

Mengutip dari Timvest, pertumbuhan ekonomi Vietnam memang diramal hanya akan berada di kisaran 2,91% tahun 2020. Ini merupakan pertumbuhan terendah selama 30 tahun.

Badan Statistik Vietnam (GSO) setempat menulis ekonomi di kuartal IV 2020 sebesar 4,48%. Meski demikian ini masih dianggap suatu kesuksesan bagi negara itu, di tengah pandemi.

"Dalam konteks pembangunan yang kompleks di tengah pandemi corona (Covid-19) yang berimplikasi pada situasi sosio ekonomi, ini adalah kesuksesan bagi Vietnam," kata GSO.

Halaman Selanjutnya >> Kekuatan Vietnam

Secara rinci ada tiga hal yang membuat Vietnam unggul:

1.Corona

Meskipun negara tetangga dekat Vietnam yakni China merupakan tempat Covid-19 pertama kali terdeteksi dan meledak, negeri itu hanya melaporkan sedikit infeksi. Ada 1.500 warga telah tertular corona dan hanya 35 kematian.

Penanganan wabah virus di negara itu dipuji secara internasionl sebagai model untuk diikuti negara berkembang lainnya. Ini membantu ekonominya untuk terus tumbuh sepanjang tahun 2020.

Bank of America bahkan memperkirakan ekonomi Vietnam tumbuh 9,3% pada tahun 2021. Ini jauh lebih tinggi daripada ekspansi 6,7% yang diproyeksikan oleh Bank Dunia.

2. Ekspor Tangguh

Sektor manufaktur Vietnam juga mendukung ekonomi. Apalagi dengan dukungan permintaan ekspor yang stabil. Ini dipercaya ekonom akan menjadi tren yang akan bertahan di tahun-tahun mendatang.

Salah satunya dalam laporan Fitch Solution Desember lalu.

"Mempertimbangkan bahwa Vietnam telah menjadi penerima manfaat utama dari tren relokasi/ diversifikasi rantai pasokan keluar dari China selama beberapa tahun terakhir, kami melihat cakupan besar untuk pertumbuhan ekspor Vietnam di tahun-tahun mendatang," kata Fitch Solutions.

Vietnam juga aktif menandatangani sejumlah perjanjian perdagangan baru. Mulai dari Inggris hingga Uni Eropa (UE).

3. Jasa Membaik

Sektor jasa di Vietnam memang terpukul keras saat pandemi. Namun menjelang akhir 2020, recovery terlihat.

Para ekonom mengatakan sejauh mana pemulihan dalam jasa, terutama di bidang pariwisata, akan menentukan seberapa cepat ekonomi Vietnam akan kembali ke jalur pra-pandemi.

Tahun 2020 menjadi periode kelam bagi perekonomian nasional. Untuk kali pertama sejak krisis moneter 1998, Indonesia jatuh ke jurang resesi. Ekonomi di tahun 2020 minus 2,07%. Namun tidak semua sektor mengalami kontraksi, ada beberapa yang melambat tapi ada juga yang melesat.

Dari 16 klasifikasi lapangan usaha, sebanyak 9 sektor mengalami kontraksi, 5 sektor mengalami perlambatan pertumbuhan dan 2 sektor tumbuh signifikan. Sektor-sektor yang sensitif terhadap mobilitas publik menjadi yang paling terdampak.

Sektor jasa sekarat. Output lapangan usaha transportasi dan pergudangan anjlok 13,42% (yoy) pada kuartal terakhir tahun 2020. Padahal di tahun sebelumnya sektor ini masih mampu tumbuh 7,55% (yoy). Penerapan PSBB menjadi biang kerok jatuhnya output sektor transportasi dan pergudangan.

Sektor kedua yang juga turut menyumbang penurunan produk domestik bruto (PDB) Indonesia adalah akomodasi makan dan minum yang drop 8,88%. Restoran sepi pengunjung saat pembatasan diterapkan. Omzet pun anjlok.
Kendati masyarakat masih bisa menikmati makanan dan minuman yang dijual oleh restoran lewat jasa online delivery, intensitas yang tinggi dari kebijakan work from home juga membuat masyarakat lebih memilih untuk memasak.

Di sisi lain kunjungan wisatawan baik domestik maupun asing juga menurun drastis. Adanya pengetatan saat momen-momen siklikal seperti hari raya Idul Fitri dan Natal serta Tahun Baru turut menekan output sektor ini.
Sektor jasa perusahaan menjadi sektor ketiga yang anjloknya signifikan. Pada kuartal keempat tahun 2019 output jasa perusahaan tumbuh dobel digit di angka 10,49%. Namun pada periode September-Desember tahun 2020, outputnya ambles 7,02%.

Sektor-sektor yang masih tumbuh positif tetapi melambat antara lain pertanian, kehutanan, perikanan, administrasi pemerintahan, pendidikan, real estat, dan pengadaan air.

Sementara sektor yang melesat ada dua yakni informasi dan komunikasi dan kesehatan serta kegiatan sosial. Kedua sektor ini mampu tumbuh dobel digit alias lebih dari 10% akibat tren wfh dan adanya pandemi Covid-19.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular