Seribuan Restoran Tutup Total, Ada PPKM Mikro Gimana Efeknya?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
08 February 2021 15:10
Suasana langit biru di Jakarta terlihat di menara Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (2/12). Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kondisi cuaca yang cerah diakibatkan kelembapan udara yang kering serta angin yang kencang sehingga menghambat pertumbuhan awan hujan dan menyebabkan langit berwarna biru. Berdasarkan data AirVisual dan AirNow menunjukkan Air Quality Index (AQI) dengan polutan PM 2,5 tingkat konsentrasi mikrometer/m³ membaik dalam tiga hari ke belakang. Penurunan konsentrasi akan membuat langit terlihat cerah. Penurunan polusi udara yang berujung dengan indahnya langit Jakarta sempat terjadi pada awal Juli lalu. BMKG mengatakan penurunan polusi udara yang signifikan setelah beberapa pekan penerapan PSBB di DKI Jakarta akibat pandemi Covid-19. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Jakarta (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pebisnis hotel dan restoran menyambut baik aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro tanggal 9 - 22 Februari mendatang. Kebijakan ini ada kelonggaran yang diberlakukan pemerintah, sehingga ada 

Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 3 Tahun 2021, diatur mengubah aturan work form office menjadi 50% dari sebelumnya 25%. Sementara pusat belanja dan restoran boleh tutup hingga 21.00. Dengan tingkat keterisian 50% untuk restoran.

Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Sutrisno Iwantono, menyambut positif aturan ini. Tapi yang diharapkan justru penerapan semakin disiplin dan tegas protokol kesehatan di level masyarakat.

"Harus diikuti karena penyebaran di masyarakat masih luas. Pengendalian mikro RT/RW juga harus dibantu untuk pemenuhan kebutuhan protokol kesehatan. Karena bagaimanapun kita ini harus hidup keluar dari rumah untuk mencari penghidupan dan dibantu terutama di cluster kerumunan itu cukup banyak," katanya dalam program Profit CNBC Indonesia, Senin (8/2/2021).

Ia melihat hingga saat ini sudah 1.023 restoran yang ditutup total sampai September lalu dan terus bertambah. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kondisi perhotelan dan restoran ini sangat sulit. Sehingga penutupan itu langkah alternatif akhir untuk bertahan di masa pandemi meminimalisir kerugian.

Hingga saat ini tingkat keterisian hotel hanya 25% bahkan kurang untuk hotel yang kecil. Sutrisno menggambarkan sebelum pandemi tidak high season keterisian hotel bisa 55%, tapi setelah pandemi turun menjadi 25% bahkan di bawah 20%.

"Yang sulit ada hotel yang punya kewajiban liabilities kredit di bank itu cicilan nya juga sangat berat. Ini adalah kondisi terburuk yang dialami pada sektor pariwisata," katanya.

Menurut Sutrisno kerja sama pihak hotel untuk kamar isolasi orang tanpa gejala juga belum menguntungkan pengusaha hotel secara keseluruhan. Pasalnya jumlah hotel yang bekerja sama saat ini baru 10 hotel dari 900 hotel yang ada DKI Jakarta.

"Mekanismenya dilihat dari kesiapan fasilitas protokol kesehatan, kondisi kamar, pencahayaan, dan pemilihan secara jenis hotel. Kemudian ditetapkan oleh pemerintah yang menjadi mitra penampung OTG. Saat ini sedang ada tambahan 5 atau 7 yang sedang dalam proses. Tapi menurut saya tidak signifikan kalau untuk menampung OTG melihat jumlah hotel DKI 900, dipakai hanya 10, ya masih jauh. Untuk yang terpakai ini mereka tertolong," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PPKM Dicabut, Kunjungan Orang-Orang ke Mal Pecah Rekor

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular