Faisal Basri 'Ramal' Ekonomi RI Masih Minus di Q1-2021, Why?

Savira Wardoyo, CNBC Indonesia
07 February 2021 14:15
Ekonom senior, Faisal Basri saat menghadiri acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2019. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Faisal Basri (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom seniorĀ Faisal Basri memprediksi pertumbuhan ekonomi RI di kuartal I-2021 masih akan terkoreksi. Menurut Faisal, pemulihan ekonomi akan berjalan lebih lambat dari perkiraan dikarenakan penanganan pandemi Covid-19 masih belum berjalan secara optimal hingga saat ini.

"Triwulan I diperkirakan masih negatif. Triwulan IV kemarin minus 2,19%, jadi mungkin minus nol koma sekian persen di triwulan I tahun ini Januari-Maret," katanya kepada CNBC Indonesia seperti dikutip, Minggu (7/2/2021).

Faisal mengatakan, faktor yang paling penting untuk membuat ekonomi bisa pulih dan secepat-cepatnya tumbuh positif adalah bagaimana mengatasi atau mengendalikan virus.

"Gambaran umumnya, kuncinya adalah pengendalian wabah. Setidaknya mulai triwulan II tahun 2021 sudah positif kembali," ujarnya.

Terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Faisal mengimbau pemerintah untuk memperhatikan kesehatan dalam penanganan Covid-19. Sebab, menurut Faisal tidak ada keseimbangan di antara kesehatan dan perekonomian.

"Bicara soal itu, jelas tidak ada yang namanya keseimbangan. Ini hanya satu jalur, dan ambulans harus di depan. Truck, kendaraan pribadi harus di belakang," ujarnya.



Pemerintah optimistis perekonomian pada kuartal I-2021 bisa tumbuh positif, dengan proyeksi 1,6% sampai 2,1% secara tahunan (year on year/YoY). Salah satu pendorong yang akan menggerakkan ekonomi pada periode tersebut adalah konsumsi rumah tangga.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 yang diperkirakan tumbuh positif tersebut karena akan didorong dari konsumsi rumah tangga, yang diharapkan bisa tumbuh 1,3% sampai dengan 1,8%.

Sementara, konsumsi yang berasal dari belanja pemerintah, yang biasanya pada kuartal I tahun-tahun sebelumnya hanya mampu mencapai 3% sampai 4%, pada 2021 ini belanja pemerintah ditargetkan bisa mencapai 4% hingga 5%.

"Kita lihat proyeksi pertumbuhan ekonomi sesuai target di sepanjang tahun 2021 antara 4,5% sampai 5,5% dan tentunya kita harap masih ada pertumbuhan positif pada Kuartal I-2021 yang rangenya kita perkirakan 1,6% sampai 2,1% (YoY)," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Jumat (5/2/2021).

"Ini PR (pekerjaan rumah) pemerintah dengan mendorong sektor rumah tangga bisa tumbuh 1,3% sampai dengan 1,8%. Konsumsi pemerintah yang biasanya kita ketahui di kuartal I biasanya rendah, yakni 3,5% sampai 4,5%, tahun ini kita dorong supaya naik 4% sampai 5%," kata Airlangga melanjutkan.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Faisal Basri: Pandemi Berlanjut,PDB Bisa Minus Hingga Q2-2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular