Gegara Banjir, Arutmin Juga Terkendala Pasok Batu Bara ke PLN

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 February 2021 13:55
Tambang Kaltim Prima Coal
Foto: Wahyu Daniel

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingginya curah hujan dan banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) membuat suplai batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PT PLN (Persero) yang mayoritas berada di Pulau Jawa menjadi terkendala.

Salah satu perusahaan tambang batu bara yang beroperasi di Kalsel adalah PT Arutmin Indonesia. General Manager Legal and External Affairs PT Arutmin Indonesia Ezra Sibarani mengakui dampak dari cuaca buruk ini turut membuat kegiatan operasi dan distribusi batu bara Arutmin terkendala, termasuk distribusi ke pembangkit listrik PLN.

"Distribusi sedikit terkendala karena gabungan kendala terkait akses, distribusi suplai, dan cuaca," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (01/02/2021).

Dari sisi operasi, penambangan Arutmin yang menggunakan metode tambang terbuka (Open Pit) menurutnya sangat terdampak bila terjadi curah hujan yang tinggi. Demi menekan dampak pada kegiatan operasional tambang, pihaknya terus melakukan kegiatan pemompaan.

"Sehingga, kita sikapi dengan penambahan kegiatan pemompaan. Tetapi tidak sampai menghentikan kegiatan operasi," jelasnya.

Meski distribusi sampai saat ini masih terkendala, namun menurutnya sudah lebih baik. Waktu yang dibutuhkan untuk distribusi batu bara antar wilayah menurutnya bervariasi, tergantung lokasinya. Dalam cuaca yang baik biasanya memakan waktu 4-7 hari, namun dalam cuaca buruk menurutnya bisa mencapai 14 hari.

"Tergantung cuaca dan traffic di unloading port juga. Kalau cuaca tidak baik, bisa dua mingguan," paparnya.

Ezra menyebut saat ini Arutmin sedang berupaya melakukan upaya percepatan pemulihan agar suplai batu bara ke PT PLN (Persero) bisa kembali pulih.

"Kita saat ini masih melakukan upaya percepatan pemulihan dari dampak banjir dan cuaca. Semoga suplai ke PLN bisa pulih," harapnya.

Pada pekan lalu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ridwan Djamaluddin mengatakan berdasarkan laporan dari PLN, stok batu bara untuk pembangkit listrik PLN hanya cukup untuk lima hari. Biasanya, stok batu bara PLN bisa mencapai sekitar 15 hari dan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/ IPP) mencapai sekitar 20-25 hari.

Hal ini karena imbas terjadinya banjir di Kalsel pada dua pekan lalu yang berdampak pada distribusi batu bara. Seperti diketahui, berdasarkan data Kementerian ESDM, terdapat 212 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), termasuk batu bara di daerah ini.

"Dalam rapat terakhir kemarin, saya sudah tanya pasokan kemarin, tersedia berapa hari? dijawab Direktur Energi Primer PLN, sampai saat ini lima hari," ungkap Ridwan saat konferensi pers, Rabu (27/01/2021).

Namun demikian, lanjutnya, pihaknya akan memprioritaskan dan mengupayakan agar pembangkit listrik PLN tetap berjalan normal.

"Prioritas kami, utamakan listrik PLN nggak mati," imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana. Rida menegaskan listrik akan tetap menyala meski ada gangguan suplai batu bara.

"Apakah listrik bakal padam? Nggak, Insya Allah nggak ada pemadaman listrik. Nggak ada kekurangan pasokan listrik. Tugas kita menjamin listrik tetap menyala," tuturnya saat konferensi pers, Rabu (27/01/2021).

Begitu pun hingga Februari, Maret, dan seterusnya, menurutnya pihaknya tetap akan memastikan masyarakat tidak akan mengalami kekurangan pasokan listrik.

Pada Februari, lanjutnya, meski PLN memerlukan tambahan pasokan batu bara sebanyak 1,2 juta ton, para produsen batu bara sudah berkomitmen untuk tetap memasok batu bara ke PLN.

"Saya yakin Februari tidak akan ada krisis seperti itu, artinya listrik nyala terus," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perkuat CSR, Arutmin Indonesia Berikan Pelatihan UMKM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular