
Mendag Lutfi Mau Kuasai Pasar Australia dengan Innova-Xpander

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meyakini Indonesia bisa superior dalam hal ekspor di sektor otomotif. Negara tetangga, Australia menjadi bidikan agar lebih banyak lagi produk otomotif Indonesia masuk ke pasar Australia. Ia percaya diri sektor ini bakal menguasai Negeri Kanguru tersebut.
"Kita baru ratifikasi Indonesia-Australia CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), mungkin setelah kita memperbaiki sistem dari bahan bakar mobil kita yang kita ekspor ke Australia dari Euro 2 ke Euro 4, investasinya nggak terlalu besar, tapi saya jamin mobil Kijang (Innova), Expander kita kuasai pasar Australia dengan besar," kata M. Lutfi dalam Media Group News Summit 2021, Rabu (27/1/21).
Indonesia sudah mengubah aturan dan sistem standar mutu gas buang Euro IV sejak Oktober 2018 lalu. Keputusan itu berdasar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O.
Ketika penerapan standar pada fitur itu terus berjalan, muncul Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia atau IA CEPA yang telah mendapat proses ratifikasi pada Februari tahun lalu. Perjanjian dagang ini memberikan persyaratan kualifikasi untuk otomotif buatan Indonesia menjadi lebih mudah dibandingkan kualifikasi dari negara-negara lain.
Alhasil, produk otomotif asal Indonesia dapat memberikan pengaruh yang besar baik dari segi perdagangan dan juga ekonomis. Produk otomotif Indonesia memiliki peluang lebih besar.
"Antara 2010-2013 perusahaan Jepang dobelkan kapasitas di Indonesia, Suzuki, Toyota, Nissan, Mitsubishi dan Daihatsu tingkatkan dobel kapasitas. Karena investasi mereka lebih dari 5 miliar dolar, mereka langsung jadi primadona di ekspor non migas kita," paparnya.
Superiornya produk otomotif Indonesia dibanding Australia tidak lepas dari kebijakan prioritas negeri Kanguru tersebut. mengejar kesepakatan perdagangan bebas, demi meningkatkan ekspor di sektor pertanian. Sektor pertanian Australia semakin top, tapi itu memakan korban di otomotif.
Sejak 20 Oktober 2017 lalu, General Motors (GM) berhenti produksi di Australia. Sebelumnya pada 3 Oktober 2017 juga Toyota menghentikan produksinya. Kini, Australia menjadi negara pengimpor untuk memenuhi kebutuhan produk otomotifnya. Hal ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk membanjiri negara tersebut dengan mobil-mobil investasi Jepang.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mitsubishi Luncurkan Xpander 'Serba Hitam', Bebas Recall?