
Duh! Perusahaan Migas Ramai-ramai Pangkas Eksplorasi, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas (migas) besar dunia ramai-ramai memangkas kegiatan eksplorasi mereka pada tahun 2020. Data menyebutkan, penurunan eksplorasi ini akibat dari anjloknya harga minyak dampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan data dari konsultan yang berbasis di Oslo Rystad Energy disebutkan akuisisi izin eksplorasi darat dan lepas pantai baru turun ke level terendahnya dalam lima tahun terakhir. Beberapa perusahaan yang menekan pengeluaran karena perizinan eksplorasi yang turun di antaranya Exxon Mobil, Royal Dutch Shell, dan Total Prancis.
"Memperoleh sewa tambahan membutuhkan biaya dan itu menuntut beberapa komitmen kerja yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, perusahaan tidak ingin menumpuk di areal tambahan di area non-inti operasi mereka," kata Shenga dikutip dari Reuters, Selasa, (26/01/2021).
Sementara itu, pemangkasan terbesar untuk eksplorasi migas tahun 2020 dilakukan oleh perusahaan energi asal Inggris BP. CEO BP Bernard Looney menyebut pada Februari dilakukan beberapa strategi untuk mengurangi produksi minyak sebesar 40% atau 1 juta barel per hari (bph) pada 2030.
Para analis menyebut dampak dari penurunan aktivitas eksplorasi bisa menyebabkan kesenjangan pasokan pada paruh kedua dekade ini. Perusahaan energi terbesar AS, menurut Rystad Energy, Exxon mengakuisisi areal terbesar pada tahun 2020 di grup, dengan 63% di tiga blok di Angola.
Total berada di urutan kedua dengan dua blok besar diakuisisi di Angola dan Oman. Dengan memperoleh area eksplorasi, artinya perusahaan bisa mencari minyak dan gas. Jika telah ditemukan sumber daya baru dalam volume yang cukup, perusahaan perlu mengambil keputusan apakah akan dikembangkan, karena ini merupakan proses yang mahal dan bisa memakan waktu bertahun-tahun.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Andalan RI, Ini Strategi Pertamina Picu Produksi Migas