
Ini Alasan Dewan Energi Bakal Ubah Bauran Energi Nasional

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Energi Nasional (DEN) bakal mengevaluasi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang ditetapkan pada 2017 lalu. Anggota Dewan Energi Nasional Satya W. Yudha mengatakan evaluasi ini dilakukan karena banyak asumsi makro di RUEN yang meleset dari target.
"DEN evaluasi RUEN yang dibuat tahun 2017, ada Perpresnya. Sekarang banyak sekali asumsi makro di RUEN yang sudah meleset," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (25/01/2021).
Dia menjelaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi dulu dipatok sebesar 7%-8%, sementara capaian saat ini jauh di bawah target tersebut. Tidak tercapainya target ini berpengaruh pada menurunnya permintaan di sektor energi.
"Banyak sekali asumsi yang meleset, termasuk pandemi 2020 demand drop sekali, bahkan harga minyak pernah minus. Kita ingin antisipasi perubahan-perubahan yang diperkirakan sebelumnya tidak pas," jelasnya.
Lebih lanjut Satya mengatakan, dampak dari pandemi membuat harga minyak dunia menjadi anjlok, di mana pada 2020 harga minyak rata-rata hanya sekitar US$ 43 per barel, meski sekarang sudah ada perbaikan di kisaran US$ 45-52 per barel.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun ini bakal melelang 10 wilayah kerja (WK/ blok) minyak dan gas bumi (migas). Satya berharap dengan naiknya harga minyak, maka lelang WK ini akan diminati.
"Ada pergerakan positif (harga minyak), diharapkan penawaran WK akan diminati," ujarnya.
Menurutnya, cadangan minyak di Indonesia terus mengalami penurunan produksi dengan rasio sekitar 7%-12%. Jika bisnis dilakukan seperti biasa, maka menurutnya penurunan produksi akan terus terjadi.
"Meski dalam RUEN untuk minyak lebih rendah dari actual production, pada 2021 705 ribu barel (per hari), sementara di RUEN di bawah 600 ribu barel (per hari). Tapi gas tidak begitu, jauh di bawah RUEN," tuturnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Konsumsi Energi Anjlok, Pemerintah Bakal Ubah Bauran Energi