Siap-siap, GeNose Jadi Alat Deteksi Covid di Angkutan Umum

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
25 January 2021 10:02
GeNose C19 adalah alat pendeteksi COVID-19 besutan para ahli Universitas Gadjah Mada. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: GeNose C19 adalah alat pendeteksi COVID-19 besutan para ahli Universitas Gadjah Mada. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana menggunakan alat deteksi Covid-19 'GeNose' pada moda transportasi umum mulai 5 Februari mendatang. Penerapan alat ini akan wajib digunakan di moda transportasi kereta api, sementara di bus akan diperiksa secara acak.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memandatkan aturan ini. Pada moda kereta api, penggunaan GeNose ini akan diterapkan secara wajib, sedangkan angkutan bus tidak wajib, namun akan dilakukan pengecekan secara acak (random).

"GeNose adalah alat pendeteksi Covid-19 buatan Indonesia, yang diinisiasi oleh tim peneliti UGM, saat ini sudah mendapat persetujuan edar dari Kemenkes dan Satgas Penanganan Covid-19," ungkap keterangan resmi Kementerian Perhubungan, dikutip Senin (25/01/2021).

Dengan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perhubungan di seluruh Indonesia, jika nanti saat pengecekan secara acak dan ada orang yang dinyatakan positif, maka yang bersangkutan tidak diperbolehkah berangkat.

BKS mengimbau masyarakat yang bepergian menggunakan transportasi bus agar tidak memaksakan diri untuk berangkat jika merasa tidak enak badan. Pihaknya akan terus melakukan pengecekan secara acak.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan Terminal Pulo Gebang merupakan terminal pertama yang akan menggunakan GeNose. Secara bertahap alat ini akan didistribusikan ke beberapa daerah. Saat ini Budi mengaku sudah memesan 100 alat GeNose.

"Merujuk surat edaran Satgas, kita masih sepakat, untuk masyarakat yang bepergian dengan bus itu sifatnya random sampling. Di Jakarta pertama dilaksanakan di Pulo Gebang. Secara bertahap kita sudah pesan 100 alat GeNose dan segera didistribusikan," katanya.

Sebagai informasi, pada Februari 2021, GeNose akan dirilis sebanyak 3.000 unit. GeNose adalah alat deteksi virus Covid-19 lewat hembusan nafas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada. Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ristek/BRIN Ali Ghufron Mukti menyebut alat ini dijual sekitar Rp 62 juta.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan mengapa transportasi kereta api dan bus menjadi yang pertama untuk diterapkan pengecekan Covid-19 menggunakan GeNose. Menurutnya, ini dilakukan karena harga tiket pada rute tertentu lebih murah daripada pengecekan tes melalui rapid test antigen dan PCR.

"Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu. Katakan Jakarta-Bandung Rp 100 ribu, kalau mesti antigen lagi Rp 100 ribu lagi, itu kan mahal. Apalagi tarif bus ada yang cuma Rp 40 ribu-Rp 50 ribu, tapi dengan GeNose ini harganya Rp 20 ribu sekali cek, dan dengan skala besar bisa Rp 15 ribu," katanya.

Kementerian Perhubungan sudah memesan 200 unit untuk 44 titik di stasiun Jawa dan Sumatera.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular