
Top! 52 PLTU Punya PLN Bakal Pakai Biomassa Sampai 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) menargetkan akan melakukan co-firing pada 52 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan biomassa sampai dengan tahun 2024. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Mega Proyek PLN M Ikhsan Asaad.
Demi mencapai target tersebut, PLN menandatangani nota kesepahaman dengan Perum Perhutani dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III tentang kerja sama penyediaan biomassa untuk PLTU yang dilakukan pada Jumat (22/01/2021) secara virtual.
Ikhsan Menjelaskan 52 PLTU PLN tersebut tersebar di beberapa pulau. Di Sumatera ada 13 lokasi PLTU, Kalimantan 10 lokasi PLTU, Sulawesi 6 lokasi PLTU, Maluku dan Papua 3 lokasi PLTU, Jawa dan Madura 16 lokasi PLTU, serta Bali dan Nusa Tenggara 4 lokasi PLTU.
Menurutn dia, dari 52 PLTU tersebut sebanyak 6 PLTU sudah implementasi dan 29 PLTU sedang tahap uji coba. Sebanyak 6 PLTU yang sudah implementasi yakni PLTU Paiton 1 & 2, PLTU Jeranjang, PLTU Kepatapang, PLTU Sanggau, PLTU Pacitan, dan PLTU Suralaya 1-4.
"Sesuai roadmap akan implementasi secara bertahap, insyaallah 100% di tahun 2024. Sampai dengan 2020 lalu ada 29 PLTU di Indonesia yang sudah uji coba," ungkapnya.
Tahun ini ditargetkan uji coba akan dilakukan di 17 PLTU dan mulai diimplementasikan juga di 17 PLTU. Oleh karena itu perlu kesiapan dari hulu sampai hilir. Kesediaan feedstock, biomassa, dan dukungan dari pemerintah serta hal lain untuk jaga kontinuitas.
"Harapan lain adalah ketersediaan dalam jangka panjang terjamin dengan spesifikasi pembangkit. Dan terakhir tingkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) dengan program co-firing," jelasnya.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan melalui nota kesepahaman ini mendorong bagaimana biomassa ke depannya akan menjadi energi primer. Menurutnya uji cobanya telah dilakukan sejak tahun 2017 dan dilaksanakan pada tahun 2019.
Melalui terobosan ini, imbuhnya, PLN tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk belanja modal (capex), karena dengan menggunakan biomassa co-firing tidak perlu membangun PLTU baru.
"Capex ini sangat minimal karena gunakan pembangkit PLTU yang eksisting sedangkan biomas lebih pada belanja operasional (opex)," jelasnya.
Implementasi co-firing PLTU milik PLN akan berjalan sampai dengan 2024. Diprediksikan, kebutuhan biomassa yang berasal dari hutan tanaman energi dan sampah tersebut dapat mencapai 9 juta ton per tahun.
Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan secara total pihaknya ada 3,7 juta hektare potensi untuk pengembangan EBT. Pihaknya menyebut akan terus mendukung target bauran energi sebesar 23% yang dicanangkan oleh pemerintah.
"Kami dukung target bauran energi nasional, kita bisa tanda tangan kerja sama ini. Kami apresiasi dengan pihak-pihak terkait sehingga MoU ini bisa terwujud," ungkapnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dengan Co-Firing, PLN Beri Solusi Soal Sampah di Indramayu