Menterinya Jokowi: Eksploitasi Alam, Penyebab Banjir Kalsel

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 January 2021 11:15
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia , Muhadjir Effendy mencoba alat alat deteksi GeNose C19 saat acara penyerahan 1 unit GeNose C19 dari Menristek ke Menko PMK di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021).  (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia , Muhadjir Effendy mencoba alat alat deteksi GeNose C19 saat acara penyerahan 1 unit GeNose C19 dari Menristek ke Menko PMK di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan banjir besar yang terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan dampak dari fenomena alam La Nina.

Fenomena anomali cuaca yang kerap menyebabkan bencana hidrometeorologi itu lumrah terjadi di Indonesia. Muhadjir menyebutkan Kalsel termasuk wilayah yang tidak diprediksi akan mengalami dampak La Nina.

"Seingat saya Kalimantan Selatan adalah termasuk wilayah yang tidak dikira akan menghadapi dampak badai La Nina ini. Tetapi namanya kita boleh meramal, boleh berikhtiar, tapi pada akhirnya Tuhanlah yang maha penentu," ujar Muhadjir dalam siaran resminya, Jumat (22/1/2021).

Kalimantan merupakan salah satu daerah dengan kekayaan alam dan kandungan mineral yang melimpah.

Mantan Mendikbud ini mengatakan eksploitasi alam menjadi salah satu penyebab banjir besar di Kalsel. Pengelolaan alam yang salah dan sembrono, menyebabkan timbulnya malapetaka bencana alam.

Dia meminta kepada seluruh pihak, baik masyarakat umum, pengusaha, dan pemerintah daerah untuk lebih bijaksana dalam memanfaatkan kekayaan alam.

"Marilah kita memanfaatkan alam ini dengan cara-cara yang bijak, yang arif, dengan penuh perhitungan manfaat dan risikonya. Jangan sampai ternyata manfaat itu lebih kecil dibanding risikonya," katanya.

Risikonya pun jangan hanya dihitung jangka pendek, tapi jangka panjangnya.

"Jangan sampai ada yang mengambil keuntungan terlalu besar (dari lingkungan), sementara sebagian yang lain menanggung risiko terlalu besar," kata Muhadjir.

Banjir besar yang menggenangi 11 Kabupaten dan Kota di Kalsel itu merendam kurang lebih 87.765 rumah warga. Ketinggian rendaman air mencapai 2 meter dan menyebabkan 74.863 orang mengungsi, terdapat pula korban meninggal sebanyak 21 orang.

Sarana prasarana juga banyak yang rusak diakibatkan banjir, seperti jembatan putus, tanggul jebol, jalan trans Kalimantan putus, dan banyak pula sekolah dan rumah ibadah yang rusak.

Muhadjir mengatakan, adanya bencana banjir ini merupakan pertanda yang menunjukkan bahwa ketahanan lingkungan di Kalimantan Selatan masih lemah.

Menurut dia, apabila ketahanan lingkungan telah kuat, fenomena La Nina tidak akan menyebabkan bencana yang parah.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini meminta pemda Kalsel melakukan semacam koreksi yang mendasar terhadap masalah penataan lingkungan, termasuk tata guna tanah.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Muhadjir Worried Pengungsian Banjir Kalsel Picu Klaster Covid

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular