
Banjir Kalsel Gara-gara Tambang? Ini Reaksi Kementerian ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan respons perihal anggapan dari sejumlah kalangan kalau banjir di Kalimantan Selatan dipicu aktivitas pertambangan di hulu.
Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Lana Saria mengatakan, banjir di Kalsel tahun ini membutuhkan kajian khusus untuk mengetahui penyebab dan faktor-faktor pendukung. Menurut Lana, kajian khusus yang objektif dibutuhkan untuk memberikan evaluasi yang objektif pula tentang keberadaan kegiatan usaha pertambangan.
"Berdasarkan penilaian Indeks Kualitas Tutupan Lahan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 memiliki nilai 46,78%. Nilai indeks tersebut tentunya kontribusi dari seluruh sektor termasuk juga pertambangan," ungkapnya Kamis, (21/01/2021).
Lebih lanjut, Lana mengatakan, kajian objektif tersebut tentu juga harus memperhitungkan kontribusi positif kegiatan usaha pertambangan khususnya yang berada di kawasan hutan.
"Yang justru memberikan perbaikan bagi kemampuan DAS dalam menjadi daerah tangkapan air," ujarnya.
Menurut Lana, kegiatan usaha pertambangan di Kalsel per Januari 2021 terdapat kurang lebih 212 perizinan berusaha berupa Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), Kontrak Karya, dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).
Luas seluruh wilayah perizinan berusaha tambang tersebut adalah sekitar 544.024 ha, dengan tambahan luas wilayah lintas provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah sekitar 16.283 ha.
"Dari wilayah izin yang diberikan untuk kegiatan usaha pertambangan, rata-rata bukaan lahan dari total luas wilayah usaha kegiatan pertambangan tersebut adalah 9%, sisanya masih belum diganggu," ungkapnya.
Dia menyebut Tim Tanggap Darurat Bencana LAPAN telah memberikan keterangan awal mengenai penyebab banjir besar. Disebutkan bahwa lipatan awan penghasil hujan terjadi sejak tanggal 12 Januari 2021 hingga 13 Januari 2021 dan masih berlangsung hingga tanggal 15 Januari 2021.
"Curah hujan ini menjadikan banjir melanda Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 13 Januari 2021. Tim Tanggap Darurat LAPAN juga mengestimasi perkiraan perubahan tutupan lahan di DAS Barito dengan hasil estimasi telah terjadi pengurangan luasan hutan sekitar 322 ribu ha sepanjang tahun 2010-2020," tuturnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akses Jalan Putus, 22 Ribu Jiwa Terdampak Banjir Kalsel