
Kenapa RI Harus Pakai Vaksin Covid-19 Sinovac? Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia telah melakukan vaksinasi tahap pertama menggunakan vaksin Sinovac. Pertanyaannya, mengapa vaksin Sinovac yang digunakan?
"Kita sudah bicara bahwa Sinovac adalah inactivated vaccine atau virus mati, dan salah satu platform yang dikenal baik oleh Bio Farma. Sinovac juga membuat vaksin hepatitis, rabies, polio, dia sudah paham betul," kata Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Sri Rezeki Hadinegoro saat RDP dengan DPR Komisi IX di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Kerjasama yang terjalin antara keduanya sudah lama. Alasan lain, Sinovac juga siap dalam kondisi darurat seperti saat ini. Hal ini kemudian berdasarkan pada penelitian pengembangan vaksin fase 1-2 di China dengan hasilnya yang baik dan aman.
"Memang (saat itu) belum efikasi, untuk menilai vaksin baik, pertama harus aman. Tak bisa ditawar. Kedua bermanfaat, manfaat nilai dari titer antibodi naik minimal 4 kali dibanding sebelum, di sini 26 kali," jelasnya.
"Kemudian selanjutnya efikasi dan mutu. Dalam produksi vaksin, Bio Farma membuat CPOB, ini betul-betul-betul dimonitor BPOM. Ketiga kriteria ini Sinovac lulus. Ini kenapa, Sinovac bukan saya reklame, bukan sesuatu vaksin jelek," jelasnya.
Pertanyaan lainnya adalah jika seseorang sudah vaksinasi menggunakan vaksin dari Sinovac, apakah bisa setelahnya menggunakan vaksin platform lain? Dia menjawab tegas bahwa hal ini tidak dianjurkan.
"Karena cara kerjanya berbeda. Maka pemerintah membuat sudah dikalikan dua semua. 180 juta kali 2 ditambah 15%. Itu sudah tak bisa mengganti dengan vaksin lain," katanya.
Cara kerja setiap vaksin disebutnya berbeda. Sinovac adalah vaksin dari virus mati. Kalau virus mati tak akan menimbulkan penyakit. Namun kejelekan dari vaksin jenis ini adalah antibodi pada umumnya tak tinggi karena berasal dari virus mati. Maka, lanjutnya, harus ditambah zat kimia supaya merangsang antibodi menjadi naik.
"Tambahan zat kimia ini, aluminium hydroxide, sering menimbulkan KIPI tadi. Jadi bengkak di tempat suntikan, merah, nyeri," katanya.
Sementara vaksin dengan platform lainnya, ada bagian dari virus yaitu spike-nya, ditanam pada virus jinak. Ini yang disebut vektor viral seperti yang dilakukan AstraZeneca.
"Moderna dan Pfizer pakai RNA nya yang ada di dalam selnya. Sehingga semua mempunyai spesifikasi berbeda," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Warga China Buru Vaksin Pfizer Cs ke Luar Negeri