Mutasi Covid Penyebab Lonjakan Kasus Dunia, di RI Karena Apa?

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
18 January 2021 19:50
Infografis/ Ini Penjelasan Lengkap Mutasi Covid-19/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ Ini Penjelasan Lengkap Mutasi Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi Covid-19 belum menunjukan tanda segera berakhir karena terjadinya lonjakan kasus di berbagai belahan dunia. Meski kini sudah ada vaksin, virus SARS-Cov-2 ini juga terus beradaptasi dan bermutasi. Bahkan mutasi yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan menyebutkan virus ini menjadi lebih cepat menular dan menjadi masalah baru dalam penanganan Covid-19 di berbagai negara.

California, Amerika Serikat menjadi salah satu negara bagian yang kewalahan menghadapi virus ini, salah satu County-nya Los Angeles terkena dampak paling parah. Saat ini dengan total kasus menembus 1,01 juta orang kondisinya Rumah Sakit telah kehabisan ICU, meski kasus baru dan rawat inap berkurang.

Dilansir dari New York Times, Los Angeles menjadi salah satu yang mengalami minggu-minggu yang buruk dengan peningkatan angka kematian. Bahkan kematian akibat Covid-19 terjadi setiap tujuh menit, dan dengan varian baru yang lebih cepat menyebar angka tersebut dapat meningkat.

Dibutuhkan waktu hampir 10 bulan untuk Los Angeles County, salah satu yang penduduknya terpadat, mencapai 400 ribu kasus. Namun tidak sampai 2 bulan waktu yang dibutuhkan dalam penambahan 400 ribu kasus berikutnya, yakni sejak 30 November 2020 hingga 2 Januari 2021 menurut database New York Times. California pada hari Minggu menjadi negara bagian pertama yang mencatat lebih dari tiga juta kasus.

Dan tingkat infeksi yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan. Para pejabat mengatakan mereka mengira varian, yang menyebabkan infeksi melonjak di London dan tenggara Inggris, telah menyebar melalui Los Angeles untuk beberapa waktu. Meskipun lebih menular, varian tersebut tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Jika varian baru meningkatkan penularan di Los Angeles, dan butuh waktu tidak sampai 2 bulan untuk melipatgandakan kasus maka hal ini bisa terjadi di negara lainnya. Di Indonesia sendiri telah para peneliti mengetahui varian baru yang membuat penularan jauh lebih cepat. Namun belum diketahui apakah varian baru tersebut juga tersebar di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan telah bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi untuk jejaring laboratorium dalam melakukan genome sequencing, untuk mengetahui varian virus yang berkembang di Indonesia.

Hanya saja seperti di Los Angeles, di Indonesia catatan kasus 450 ribu baru terjadi setelah 8-9 bulan. Sayangnya hanya butuh waktu 2 bulan dalam melipatgandakan kasus ini hingga akhirnya menyentuh 900 ribu pada Minggu (17/01/2021).

Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengatakan bahwa pemerintah belum mengetahui apakah mutasi virus corona (Covid-19) berkode B117 sudah masuk ke Indonesia atau belum.

"Apakah virus (varian baru) ini ada di Indonesia? Sampe sekarang kami belum tau," ujar BGS belum lama ini

Pekan lalu, penambahan kasus di Indonesia tercatat hampir 60 ribu kasus, atau tepatnya 59.616 orang hanya dalam 7 hari. Saat ini total kasus di Indonesia sebanyak 917.015 kasus, dengan penambahan 9.086 orang pada Senin (18/01/2021). Dari total kasus ini telah lebih dari 25 ribu orang meninggal dunia, atau tepatnya 26.282 kasus karena virus mematikan ini.

Jumlah kasus aktif saat ini 144.798 orang atau pasien yang masih membutuhkan perawatan di fasilitas kesehatan ataupun isolasi mandiri. Di beberapa daerah lonjakan kasus beberapa waktu belakangan ini membuat rumah sakit semakin penuh, dan perawatan pasien pun menjadi tidak optimal.

LaporCovid-19 dan Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) juga memperingatkan layanan kesehatan di Indonesia, terutama Pulau Jawa dalam kondisi genting dan tidak mampu lagi menampung pasien. Hal ini disebabkan oleh lonjakan kasus Covid-19 sejak akhir Desember, dan ada pasien yang ditolak masuk rumah sakit karena penuh.

Relawan Tim Bantu Warga LaporCovid-19 dr. Tri Maharani mengatakan laporan banyak datang dari Jabodetabek, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Selain itu, Lapor Covid-19 juga menemukan sistem rujuk antar fasilitas kesehatan tidak berjalan baik, dan sistem informasi kapasitas RS tidak berfungsi. Akibatnya banyak warga yang memerlukan penanganan darurat akibat Covid-19, tidak mendapatkan tempat.

Varian Baru Sars-Cov-2 Sangat Menular

Charles Chiu, peneliti yang memimpin genome sequencing di California mengatakan mereka belum membuktikan bahwa varian ini lebih menular. Rekan-rekannya sekarang mencari lebih hati-hati untuk varian ini di seluruh negara bagian dan mencoba memahami bagaimana mutasi telah mengubahnya. Mereka ingin melihat apakah varian dapat lepas dari antibodi monoklonal dan bahkan mungkin membuat vaksin menjadi kurang efektif.

"Tapi ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan bahwa varian ini mungkin sangat menular," katanya.


Dia memperingatkan agar masyarakat tidak panik tentang varian yang lebih menular, mencatat perilaku hati-hati yang sama akan membantu menjauhkannya yakni tetap di rumah, kenakan masker jarak secara fisik. Anjuran tersebut sama seperti protokol kesehatan bagi masyarakat, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun (3M).

Sebelumnya, LIPI mengatakan bahwa varian baru yang pertama kali terdeteksi di Inggris awalnya hanya menyebar di negara tersebut, namun kini dilaporkan telah menyebar ke banyak negara terutama Amerika Serikat dan Kanada. bahlan varian yang ada di Afrika Selatan juga sudah banyak menyebar ke banyak tempat di sana.

Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Anggia Prasetyoputri mengatakan saat ini belum ada bukti ilmiah varian baru ini membuat penyakit lebih parah atau meningkatkan risiko kematian. Namun, varian baru ini memang menjadi lebih cepat menyebar dan menular.

Cara penyebarannya pun masih sama yakni melalui respiratory droplet dan aerosol. Penyebaran yang begitu cepat ke berbagai belahan dunia menurutnya karena tingginya mobilitas masyarakat dan tidak ada pembatasan perjalanan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular