
Duh! Ada 139 Ribu Pasien Baru Covid-19 Dalam 15 Hari

Jakarta, CNBC Indonesia- Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia pada awal tahunan 2021 terlihat semakin tidak terkendali dengan penyebaran yang sangat cepat dan terus menciptakan rekor harian untuk kasus baru.
Dalam 15 hari pertama 2021, Indonesia harus mengalami pertambahan pasien baru Covid-19 sebanyak 139.220 orang. Bila dirata-rata, perhari ada 9.281 pasien baru.
Bandingkan dengan periode awal Covid-19 di RI, yang membutuhkan 5,5 bulan sejak awal Maret untuk mencapai total 139 ribu kasus baru. Mirisnya lagi, dalam 3 hari terakhir kasus baru Covid-19 selalu mencetak rekor baru.
Sebanyak 11.278 pasien baru pada 13 Januari, 11.557 pasien tercatat kemarin, dan 12.818 pasien baru pada hari ini. Hal ini otomatis menambah jumlah kasus aktif, yakni pasien yang sedang menjalani perawatan dan isolasi mandiri. Tercatat ada 138.238 kasus aktif per hari ini, yang sebagian membutuhkan pertolongan medis.
Sebenarnya, banyak pihak mencurigai percepatan penyebaran Covid-19 di Indonesia mungkin disebabkan oleh mutasi virus corona yang berkode B117. Varian baru Covid-19 ini diyakini 70% lebih menular dibandingkan dengan virus awalnya.
Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku masih belum bisa memastikan apakah strain atau mutasi baru dari Sars Cov-2 sudah berada di Indonesia atau belum. Masih harus dilakukan penelitian atau genome sequencing pada virus ini untuk mengetahui perubahan atau genome.
"Kalau ditanya ada apa engga saya jawabnya belum tahu. Kemenkes memiliki beberapa laboratorium yang bisa melakukan genome sequencing, apakah ada perubahan gnomenya. Tidak banyak yang bisa melakukan. Ada 12 laboratorum, dan minggu lalu, Menristek juga memformalisasi jaringan ini agar secara rutin bisa sequencing dari beberapa bandara atau kota yang banyak penumpang datang," kata Budi di Komisi IX DPRD RI, Selasa (12/01/2021).
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, mengatakan pertambahan kasus baru ini sangat berat karena berimbas negatif terhadap penanganan pasien dengan gejala sedang dan berat,
"Penambahan kasus positif harian berimbas pada meningkatnya keterisian tempat tidur di rumah sakit dan bertambahnya beban para petugas kesehatan. Hal ini secara langsung dapat berdampak negatif pada keseluruhan usaha penanganan atau treatment di rumah sakit tersebut," ujar Wiku dalam konferensi pers, Selasa (12/1/2020).
Menurut Wiku, bila kasus positif meningkat dan menyebabkan kasus rumah sakit penuh maka sangat berpotensi menaikkan angka kematian akibat Covid-19.
"Sistem kesehatan kita akan lumpuh. Apabila sistem kesehatan kita lumpuh, hal ini tidak hanya merugikan penderita Covid-19 semata, namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain selain Covid-19, utamanya mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan esensial seperti penderita penyakit paru dan jantung," ujarnya.
Berdasarkan data Kemenkes, terjadi 2 kali rekor kasus kematian harian akibat Covid-19 di Indonesia. Pertama pada 12 Januari dengan 302 kematian dan 13 Januari dengan 306 kematian.
"Apabila rumah sakit di Indonesia semakin meningkat keterisiannya, maka penanganan penyakit penyakit tersebut juga dapat menurun sehingga angka kematian di Indonesia bisa meningkat bukan semata-mata karena Covid-19 namun juga karena penyakit-penyakit lain yang tak dapat ditangani akibat penuhnya rumah sakit," ujar Wiku.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak