Jokowi Minta PPATK Awasi Ketat Anggaran Pandemi Covid-19

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 January 2021 12:30
Presiden Joko Widodo memberikan keretangan pers usai menerima vaksinasi Covid-19 Perdana di Indonesia, 13 Januari 2021. (tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Joko Widodo memberikan keretangan pers usai menerima vaksinasi Covid-19 Perdana di Indonesia, 13 Januari 2021. (tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terus mengawasi pengalokasian anggaran Pemerintah. Terutama yang ada dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021.

Adapun anggaran PEN tahun ini ditetapkan Pemerintah sebesar Rp 403,9 triliun. Nilai ini masih akan bertambah setelah adanya program vaksinasi gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Pemerintah masih akan menyalurkan berbagai bantuan dan stimulus ekonomi yang nilainya sangat besar. Sangat-sangat besar dan jenisnya juga beragam," ujarnya dalam pertemuan Tahunan PPATK secara virtual, Kamis (14/1/2021).

Oleh karenanya, Jokowi berharap PPATK bisa terus mengawasi program bantuan yang akan disalurkan pemerintah di tahun ini sehingga tidak ada penyalahgunaan anggaran atau tindak korupsi.

"Karena itu, saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut mengawal, ikut melakukan pengawasan melekat atas penyaluran bantuan sosial itu," imbuhnya.

Menurutnya, PPATK dan Kementerian/Lembaga (K/L) harus bekerjasama dan saling bahu membahu untuk menjaga integritas dan stabilitas sistem perekonomian dan keuangan Indonesia. Dengan demikian Indonesia bisa kuat dan tahan terhadap berbagi gangguan ekonomi.

"Upaya tersebut kita harapkan mendukung program pemerintah untuk melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 ini," jelasnya.

Bahkan, Jokowi pun meminta agar peran PPATK bisa lebih ditingkatkan lagi di tahun ini, terutama dalam pencegahan tindak pidana korupsi dan pencucian uang di Indonesia. Sehingga ekosistem keuangan Indonesia bisa berperan bagi pembangunan nasional.

"Tidak hanya menjadi world class financial intelligence unit, tetapi berkontribusi lebih besar untuk membantu program-program pemerintah serta memebrantas tindak pidana korupsi yang semakin beragam dan semakin canggih," tegasnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ucap Syukur, Jokowi Ungkap 'Sang Penyelamat RI' Saat Pandemi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular