
Ternyata Ini yang Jadi Alasan Saham BUMI Meroket

Jakarta, CNBC Indonesia- Saham emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada perdagangan Rabu (13/01/2021) ditutup melesat 33% menjadi Rp 103/saham, dan bergerak di kisaran Rp 78 hingga 103/saham. Sebanyak 4,69 miliar lembar saham diperjualbelikan dengan nilai Rp 440,83 miliar. Investor domestik nampak mendominasi perdagangan saham BUMI.
Menanggapi lonjakan harga saham tersebut, Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan pergerakan tersebut dapat disebabkan perbaikan sentimen karena kenaikan harga komoditas termasuk batu bara, emas, minyak, dan CPO. Selain itu prospek vaksin sejak awal pandemi Covid-19 pun menjadi sentimen positif bagi perekonomian termasuk sektor batu bara.
"Strategi jangka menengah yang kuat, termasuk pasokan batu bara untuk proyek gasifikasi. Kemudian bagaimana perusahaan tetap menjaga volume dan kewajiban hutang yang berkelanjutan meski dalam kondisi pandemi yang menantang," kata Dileep kepada CNBC Indonesia.
Selain itu pangsa pasar BUMI juga masih terjaga dengan baik, dengan pemegang saham multinasional yang kuat dan juga dari jajaran manajemen. Anak usaha BUMI juga memiliki prospek yang menarik, misalnya untuk Arutmin yang telah mendapatkan IUPK, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang kuat di proyek non batu bara, serta PT Darma Henwa Tbk (DEWA).
"BUMI adalah perusahaan yang sahamnya sangat undervalued dibandingkan dengan pemain sektor lainnya. Investor domestik dan asing melihat pembelian yang menarik dengan prospek jangka menengah yang tak tertandingi," kata Dileep.
Sebelumnya, perusahaan juga mengungkapkan sepanjang 2020 telah memproduksi 83-85 juta ton batu bara, atau hampir sama dengan produksi 2019. Sementara untuk tahun ini, BUMI menargetkan produksi batu bara mencapai 85-90 juta ton atau naik sekitar 5,8% dibandingkan 2020.
"Masih belum menerima data pastinya, tetapi saya rasa produksi sepanjang 2020 mencapai sekitar 83-85 juta ton. Sementara tahun ini kami mengupayakan bisa mencapai produksi 85-90 juta ton," kata Dileep.
Dileep mengatakan dalam kondisi pasar yang sempurna produksi Bumi Resources pernah lebih tinggi hingga 100 juta ton per tahun. Dia mengatakan perusahaan optimistis pada pasar batu bara tahun depan, terutama dengan adanya vaksin Covid-19. Selain itu di pasar global, setelah adanya pemilihan presiden Amerika Serikat diproyeksikan beberapa konflik ekonomi global akan mereda. Dengan begitu permintaan batu bara pun diperkirakan akan meningkat.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BUMI Resources Ungkap Strategi Dongkrak Kinerja Keuangan