
'Jokowi Ingin Dikawal Listyo Sigit Sampai Akhir Masa Jabatan'

Keputusan Presiden menunjuk Listyo Sigit sebagai calon tunggal Kapolri menuai tanggapan dari berbagai pihak.
Indonesia Police Watch (IPW) menilai penunjukan Listyo Sigit sebagai calon tunggal Kapolri merupakan ciri khas Presiden yang senang memilih kader muda di korps Bhayangkara sebagai pemimpin.
Ketua Presidium IPW Neta S Pane menganggap Jokowi lebih mempercayai orang terdekatnya untuk memimpin pucuk pimpinan Polri. Ini mengingat, Listyo Sigit juga merupakan mantan ajudan Jokowi saat masih berpangkat Kombes pada 2014 lalu.
"Sepertinya Jokowi lebih mempercayai pengamanannya kepada orang kepercayaannya yang pernah menjadi ajudannya saat pertama kali menjadi Presiden," kata Neta saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (13/1/2021).
Belum lagi, kata dia, Listyo Sigit masih memiliki waktu panjang sebelum pensiun. Sehingga dia dapat mengamankan institusi sampai akhir jabatan Jokowi.
Neta menuturkan, jika karier Listyo Sigit tidak bermasalah ke depannya, maka dia baru akan pensiun pada 2027 mendatang atau saat dirinya berumur 58 tahun.
"Terlihat bahwa Jokowi menginginkan di sepanjang kekuasaannya menjadi presiden, ia ingin dikawal oleh Sigit sebagai Kapolri," ujar Neta.
Menurutnya dia, pemilihan Listyo Sigit sebagai calon Kapolri tak menjadi masalah lantaran memang penunjukan Kapolri itu merupakan hak prerogatif Presiden. Oleh sebab itu, publik hanya dapat memberikan catatan-catatan terkait sosok yang bakal memimpin Korps Bhayangkara ke depannya. Catatan Neta, Jokowi lebih senang memilih kader muda sejak awal kepemimpinannya sebagai Presiden Indonesia.
"Saat itu Tito (Karnavian) adalah kader muda Polri yang masa pensiunnya masih panjang, sekitar enam tahun lagi. Sama halnya dengan Sigit yang baru pensiun di tahun 2027," kata Neta
Dengan kondisi demikian, menurut dia, Listyo Sigit perlu menyusun penempatan personel Polri dengan penuh pertimbangan. Pasalnya, penunjukan Listyo Sigit akan membuat banyak senior di kepolisian yang terlewati.
"IPW berharap dengan mengkonsolidasikan organisasi Polri yang berisikan kader senior dan junior, Polri akan lebih promoter lagi dalam menjaga keamanan," kata dia.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai penunjukkan Listyo Sigit merupakan hak prerogatif presiden. Hal itu serupa dengan keputusan presiden dalam memilih para menteri.
"Penunjukan LSP mungikin saja Jokowi merasa nyaman dengannya. Karena sudah dekat sejak di Solo dan juga pernah jadi ajudannya selama dua tahun. Chemistry keduanya sepertinya ketemu," kata Ujang kepada CNBC Indonesia, kemarin.
Ia menilai salah satu tugas berat Listyo Sigit adalah mengusut tuntas kematian enam laskar FPI beberapa waktu lalu. Tujuannya agar keadilan ditegakkan dan kebenaran diungkap.
Sementara untuk jangka panjang, Ujang mengingatkan reformasi kepolisian harus dituntaskan.
"Ini wajib. Ini juga PR," ujar Ujang.
Berita selengkapnya >>> Klik di sini