
Bocor Besar, Pasar RI Diobrak-Abrik Tekstil Impor Ilegal!

Jakarta, CNBC Indonesia - Serbuan tekstil impor dan ilegal ke pasar dalam negeri menjadi masalah yang tak berkesudahan. Pelaku usaha sering berteriak soal kondisi semacam ini.
Ketua Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia Suharno Rusdi mengatakan importasi ilegal tekstil yang cukup marak dua tahun terakhir. Aksi ini menyebabkan kerugian negara mencapai triliunan.
"Dua tahun terakhir importasi ilegal tekstil cukup marak. Telah merugikan negara triliunan rupiah. Salah satu kasus fungsi PLB (pusat logistik berikat), kemudian terbongkarnya penyelundupan ratusan kontainer di suatu Pelabuhan. Ini jelas telah menghambat pertumbuhan industri TPT kita," katanya dalam paparan webinar, (13/1/2021).
Menurutnya penyebab utama maraknya impor ilegal karena disparitas harga yang tinggi antara di dalam negeri dan harga produk tersebut di luar negeri.
"Pada setiap terjadi penyelundupan barang atau produk. Kami melihat adanya perbedaan harga yang cukup tinggi di kedua daerah atau negara," katanya.
Dari catatan IKATSI, kontribusi Industri TPT baru 1-2% kepada (PDB), dalam penghematan devisa karena peran ekspor US$ 11 - 12 juta di tahun 2020 dan 2019 US$ 15 juta. Penyerapan tenaga kerja mencapai 3,6 juta orang tahun ini.
Rudi Margono, Koordinator Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung RI, mengatakan memang masih ada celah yang bisa dimasuki oknum untuk melakukan importasi ilegal. Modus yang paling umum adalah impor yang melebihi kuota dari yang ditetapkan.
"Belum ada kerja yang signifikan, paling kalau ada yang ditangkap hanya pengemudi yang tidak berpengaruh besar di korporasi. Bisa kita lakukan audit perusahaan importir itu biar ketawan korporasi mana yang rusak pasar tekstil Indonesia," katanya dalam acara itu.
Dia mengatakan Batam dan Surabaya masih menjadi pintu utama datangnya tekstil ilegal. Setidaknya terlihat dari dua kasus penangkapan terakhir berada di daerah tersebut.
"Dokumen dimanipulasi. Isi jumlah kontainer beda dengan dokumen. Ada kongkalikong dengan penerima," katanya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Industri Tekstil Masih Runyam, Ada Tarik-Tarikan Soal Impor