
Anies Soal Biang Kerok Meledaknya Covid-19: Masa-Masa Liburan

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan pemaparan terkini mengenai kondisi penularan Covid-19 di Jakarta. Dalam kesempatan itu Anies juga menyampaikan bahwa Jakarta selalu mengalami ledakan kasus Covid-19 setelah masa-masa liburan pada era PSBB transisi.
Berkaca pada pengalamannya menangani Covid-19, Anies mengatakan bahwa kurva kenaikan jumlah kasus terjadi 10 hingga 14 hari setelah masa liburan usia. Ia mencontohkan dengan menunjukkan lonjakan yang terjadi pada bulan Agustus dan Oktober lalu.
"Tapi kita kemudian menyaksikan ada lonjakan yang signifikan di bulan Agustus. Di bulan Agustus itu ada cuti bersama, ada liburan cukup panjang. 15-17 dan 20-23 Agustus. Sehingga banyak yang berlibur di periode 15-23 Agustus. Dan apa yang terjadi? Dua minggu setelah libur panjang, penambahan kasus harian dan penambahan kasus aktif melonjak dengan cepat. Di bulan September, dua minggu sesudah itu, dalam 11 hari pertama, 30 Agustus- 11 September kasus aktif melonjak, ini angkanya lihat disini. Itu adalah sebanyak 49% dari 7.960 kasus menjadi 11.824 kasus. Bahkan kematiannya loncat 17%," papar Anies, Sabtu (9/1/2021).
Karena itu, ia sempat memberlakukan pengetatan PSBB sebagai rem darurat pada 14 September lalu agar jumlah kasus tidak meledak lagi. Terbukti grafik penyebaran kasus melandai. Namun setelah PSBB ketat dialihkan kembali ke PSBB transisi, ledakan kasus terjadi lagi.
"Dan sesudah itu kita punya libur panjang lagi 28 Oktober hingga 2 November. Ketika libur panjang, dua minggu kemudian terjadi lonjakan. Apa yang muncul saat situasi ini? Kita mulai menyaksikan adanya penambahan kasus yang signifikan dan klaster penularan terbesar adalah kluster keluarga, dengan menyumbang 40% jumlah kasus," tambah Anies.
Maka dari itu, ia menyatakan mendukung langkah pemerintah pusat dalam melakukan pengetatan pembatasan aktivitas masyarakat di Jawa Bali pasca libur nataru kemarin. Ia mengakui bahwa penanganan Covid-19 harus diadakan secara integral agar seluruh wilayah terbebas dari penyebaran virus corona baru itu.
Memang pada faktanya, wilayah-wilayah di Jawa Bali menjadi destinasi liburan favorit masyarakat Jakarta pada libur tahun baru kemarin.
"Oleh karena itu kami mendukung sekali keputusan pemerintah pusat untuk pengetatan, untuk mengendalikan secara integral di Jabodetabek, dan juga wilayah jawa bali karena kita bisa melakukan pengawasan dan pembatasan secara simetris bersama-sama," dukung Anies.
Saat ini DKI Jakarta memiliki angka kasus aktif positif Covid-19 yang cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa Provinsi ibukota ini memiliki jumlah kasus aktif mencapai lebih dari 17 ribu kasus. Selain itu, kapasitas ICU untuk perawatan korban dengan gejala berat pun sudah hampir mencapai batas kapasitas.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Aktif DKI Turun, Anies: Hati-Hati Ini Belum Selesai!