
Orang Ngeri Naik Angkot, 50% Operator Mati Suri!

Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat mulai meninggalkan angkutan kota (Angkot) karena imbas dari pandemi. Kondisi ini membuat banyak pengusaha angkot yang gulung tikar akibat kesusahan mencari penumpang.
Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Shafruhan Sinungan mengatakan akibat pandemi orang banyak yang memilih memakai kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum. Pembatasan mobilitas masyarakat juga jadi kendala perusahaan angkutan umum mendapatkan penumpang.
"Saat ini sudah 50% pemilik angkot mati suri," katanya kepada CNBCÂ Indonesia, Kamis (7/1).
Dari catatannya angkot saat ini yang beroperasi mencapai 14 ribu kendaraan, 2.000 di antaranya sudah terintegrasi dengan TransJakarta menjadi Jaklingko. Kondisi sulit sangat menekan pemilik angkot pribadi dan koperasi yang menggunakan sistem setoran.
Tidak hanya angkot, jumlah taksi yang saat ini beroperasi juga semakin minim. Menurut Shafruhan 95% taksi yang beroperasi adalah milik Blue Bird Group.
"Kita lihat warna putih sudah tidak terlihat di jalan 95 % hanya warna biru. Padahal 2018 lalu total taksi Ekspres mencapai 10.800 unit. Warna hijau (Gamya) juga paling banyak hanya 50 unit dari total 550 unit, yang online belum tau jumlahnya berapa," katanya.
Penurunan penumpang taksi ini diakibatkan dari beralihnya moda transportasi ke berbasis online serta Pandemi menjadi pukulan final sulitnya bisnis transportasi darat saat ini.
Kabar sebelumnya, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) memang sudah melakukan perampingan menjadi 390 dari 471 karyawan pada Desember 2019. Selain PHK juga ada pemotongan gaji sebesar 40% per bulan yang akan berlangsung hingga periode yang tidak ditentukan.
Hingga kuartal III tahun 2020 emiten milik Rajawali Corpora ini masih membukukan rugi Rp 52,76 miliar, berkurang dari periode sama tahun sebelumnya yang rugi Rp 452 miliar. Jumlah aset perusahaan juga turun menjadi Rp 312,8 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp 479,2 miliar.
PT Blue Bird Tbk (BIRD) juga mengalami kerugian Rp 157,9 miliar di kuartal III 2020 dari laba Rp 229,7 miliar periode sama tahun sebelumnya. Sementara total aset perusahaan taksi biru masih sama kurang lebih di Rp 7,44 triliun.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak