Daya Beli Masyarakat Kunci Pertumbuhan Kredit Perbankan

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
07 January 2021 11:20
Dirut BRI Sunarso
Foto: Dirut BRI Sunarso

Jakarta, CNBC Indonesia- Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) menyatakan penurunan suku bunga dinilai bukan menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan kredit. Permintaan kredit dapat terkerek apabila konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat meningkat, untuk itu dibutuhkan stimulus untuk meningkatkan daya beli.

"Dengan menggunakan analisa model ekonometrika secara umum, terbukti bahwa pertumbuhan kredit dipengaruhi secara signifikan oleh variabel konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat. Oleh karenanya sudah sangat tepat dalam kondisi pandemi ini pemerintah mengeluarkan berbagai stimulus langsung kepada masyarakat," ujar Ketua Himbara sekaligus Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso dalam siaran resminya (07/01/2020).

Himbara terdiri dari BRI, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN). Sunarso juga mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga acuan BI telah diikuti penurunan suku bunga pinjaman, namun penurunan suku bunga pinjaman tidak diikuti kenaikan pertumbuhan pinjaman.

"Kita mesti bijaksana untuk melihat cara meningkatkan pertumbuhan kredit, karena turunnya suku bunga tidak tidak selalu bisa mengatrol pertumbuhan kredit," imbuh Sunarso.

Trend penurunan pertumbuhan pinjaman, termasuk Bank Himbara, sejak 2012 terjadi pada saat suku bunga perbankan cenderung turun. Penurunan suku bunga KUR pun menurut dia juga tidak mendorong peningkatan agregat pinjaman perbankan. Hal ini terjadi pada 2015 dan 2016 pada saat suku bunga KUR menurun signifikan, pertumbuhan kredit justru menurun sampai di bawah 10%.

"Jadi kunci demand kredit ada di konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat," papar Sunarso.

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyebut biaya dana (Cost of Fund-CoF) Himbara saat ini belum bisa rendah karena portofolio pendanaan bank-bank milik negara masih memiliki porsi dana mahal yang relatif besar. Ke depannya, perlu ada diversifikasi jenis pendanaan yang dilakukan HIMBARA, khususnya jenis simpanan dana murah untuk menekan tingkat biaya dana.

"Kalau dilihat, rasio CASA (dana murah) di salah satu bank swasta nasional sudah di atas 70%, sementara di kami mungkin kisaran 65% sampai mendekati 70%. Kedepan, kita harus melihat bagaimana Himbara menumbuhkan CASA rasionya," ujar Darmawan.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Desa BRILian Tebar Optimisme Kebangkitan Ekonomi Desa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular