Kandidat Kapolri 2021, Dari Boy Rafli Hingga Listyo Sigit

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
05 January 2021 16:35
Gedung POLRI (Detikcom)
Foto: Gedung Polri (Dokumentasi www.detik.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa bakti Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis akan berakhir pada 1 Februari 2021. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) wajib menyetor nama pengganti Idham ke DPR RI paling lambat 20 hari sebelum masa jabatan Idham berakhir.

Terkait hal itu, Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko memastikan Jokowi telah mengantongi calon Kapolri yang akan menggantikan Idham. Tidak hanya itu, Moeldoko bilang kalau Jokowi akan mengirim nama calon Kapolri ke DPR dalam waktu dekat.

"Prosedurnya sudah ada, tinggal tunggu waktu. Siapanya (calon kapolri) pasti sudah ada," kata Moeldoko seperti dikutip CNN Indonesia, Selasa (5/12/2021).

Meski begitu, Moeldoko enggan membeberkan nama yang telah dipilih Jokowi. Ia juga belum mau mengonfirmasikan waktu pengiriman nama calon pengganti Idham.

Mantan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini justru melontarkan canda saat awak media banyak bertanya soal bursa calon Kapolri.



"Kebetulan belum (tahu), kebetulan tidak di kantong saya, kan gitu," tutur Moeldoko berseloroh.

Terpisah, pimpinan DPR RI mengonfirmasi Jokowi belum mengirim satu pun nama bakal calon Kapolri baru. Wakil Ketua Komisi III DPR Pangeran Khairul Saleh mengatakan pihaknya masih menanti keputusan Jokowi.

"Sampai sekarang, Komisi III [DPR] belum terima surat presiden dari Istana terkait permintaan fit and proper test untuk calon Kapolri," kata Pangeran, Senin (4/1/20210).

Lalu, siapa saja calon pengganti Idham? Sejumlah nama mulai beredar di publik antara lain Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo. Nama-nama lain adalah Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto.

Kandidat kuat pertama adalah Boy Rafli Amar. Seperti diketahui, Boy dilantik Jokowi menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada Rabu (6/5/2020).

Boy Rafli merupakan alumni Akademi Kepolisian angkatan 1988. Putra Minangkabau ini lahir pada 25 Maret 1965. Kini usianya menginjak 55 tahun.

Seperti dikutip detik.com, ayah dua anak ini memulai karier kepolisiannya mulai pangkat inspektur dua (ipda) di Polres Jakarta Pusat. Pada 1988, Boy merupakan pamapta Polres Metro Jakarta Pusat. Setahun kemudian, yakni 1989, dia menjabat Kanit Ranmor Sat Reskrim Polres Metro Jakart Pusat.

Pada 1990, Boy Rafli dipercaya menjadi Kanit Intel Polres Metro Jakarta Pusat. Kariernya berkembang selama di Polres Metro Jakarta Pusat, di mana pada 1992 Boy Rafli diamanahi jabatan Kaset Ops Puskodal Ops Polres Metro Jakarta Pusat.

Pada 1993, Boy Rafli menjabat Kanit Ranmor Direktorat Reserse Polda Metro Jaya. Suami Irawati ini kemudian menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1995.

Lulus PTIK, Boy Rafli dimutasi ke wilayah Indonesia timur, tepatnya Papua, selama 5 tahun. Sejumlah posisi yang dijabatnya saat di Bumi Cenderawasih antara lain Kapuskodal Ops Polres Sorong, Wakapolres Sorong, Kasat Faops Puskodal Polda Papua--dulu masih bernama Polda Irian Jaya--, PGS Korspripim Polda Papua, dan Kabag Reserse Umum Direkrorat Reserse Polda Papua.

Pada 2002, Boy Rafli mengikuti pendidikan perwira menengah di Sespim Dediklat Polri. Saat itu dia ditunjuk menjadi Kasat Patroli Direktorat Samapta Polda Metro Jaya. Kariernya terus berkembang di Polda Metro Jaya hingga pada 2004 dia dua kali dirotasi ke jabatan Wakapolres Metro Jakarta Utara dan Kapolres Kepulauan Seribu.

Memasuki 2006, Boy Rafli dimutasi menjadi Kapolres Pasuruan. Tugasnya mulai bersinggungan dengan terorisme pada 2007, saat dia dijadikan Kanit Negosiasi Subden Penindak Densus 88 Antiteror Polri.



Setelah terjun ke dunia pemberantasan teroris, Boy Rafli diangkat menjadi Direktur Reserse Kriminal Polda Maluku Utara pada 2008. Di tahun yang sama, Polri kembali merotasi Boy menjadi Kapoltabes Padang.

Hanya perlu waktu setahun bagi Boy Rafli untuk akhirnya kembali ke Ibu Kota dan menyandang status pejabat utama Polda Metro Jaya. Pada 2009, dia diangkat dalam jabatan Kabid Humas Polda Metro Jaya.

Setahun kemudian, yaitu 2010, Boy Rafli melanjutkan karir kejubirannya di kepolisian sebagai Kabag Penum Biro Penmas Divisi Humas Polri. Pada 2012, Boy masih dipercaya mengelola Humas Polri, dengan diangkat pada job jenderal bintang satu menjadi Karo Penmas Divisi Humas Polri.

Setelah bergelut di kehumasan, Boy Rafli mendapat promosi sebagai Kapolda Banten pada 2014. Dua tahun meninggalkan Humas Polri, Boy Rafli akhirnya kembali dengan jabatan Kadiv Humas Polri yang merupakan job bintang dua pada 2016.

Dia kembali mendapat promosi jabatan sebagai Kapolda Papua pada 2017. Setahun berlalu, tepatnya 2018, Boy Rafli dirotasi menjadi Wakil Kepala Lemdiklat Polri. Hingga akhirnya pada 1 Mei 2020, lewat surat telegram Kapolri bernomor ST/1377/V/KEP./2020, Boy Rafli kembali dipromosikan pada jabatan jenderal bintang tiga polisi, yaitu Kepala BNPT.

Kandiat kuat berikut adalah Listyo Sigit. Seperti dikutip detik.com, Ia ditunjuk menjadi Kabareskrim dengan dasar telegram nomor ST/3229/XII/KEP./2019 yang diterbitkan pada Jumat (6/12/2019). Telegram itu dikonfirmasi oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono.

Merunut dari tahun 2011, Listyo Sigit pernah menjabat sebagai Kapolres Solo. Dia menyandang pangkat Komisaris Besar Polisi saat itu. Listyo Sigit saat menjabat Kapolres Solo pernah menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton, Solo, Jawa Tengah.

Loncat ke tahun 2014, Listyo Sigit dipercaya menjadi ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu memerintah bersama dengan Jusuf Kalla. Kombes Listyo Sigit mulai bertugas menjadi ajudan Jokowi dari kalangan polisi pada Senin (27/10/2014).



Dua tahun berselang, Listyo Sigit kembali mendapat promosi. Dengan pangkat Brigadir Jenderal Polisi, Listyo Sigit dipercaya menduduki posisi Kapolda Banten. Sebagai Kapolda Banten, Listyo Sigit sempat mengamankan Pilgub Banten 2017 dan Pilkada serentak 2018. Listyo Sigit bertugas sekitar 2 tahunan sebagai Kapolda Banten.

Pada 2018, Kapolda Banten Brigjen Listyo Sigit Prabowo menjadi salah satu anggota yang mendapatkan promosi jabatan di lingkungan Polri. Dia diangkat menjadi Kadiv Propam menggantikan Irjen Martuani Sormin, yang ditugaskan sebagai Kapolda Papua. Dia juga mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Inspektur Jenderal Polisi.

Kandidat kuat berikut adalah Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono. Ia lahir di Solok, Sumatra Barat, 28 Juni 1965.

Gatot merupakan lulusan Akpol 1988. Ia berpengalaman dalam bidang reserse. Sebelum menjadi Wakapolri, Gatot merupakan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Sederet jabatan penting pun pernah diembannya antara lain Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri (2018), Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri (2017), Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (2016) dan Kepala Biro Kelembagaan Tata Laksana Staf Perencanaan dan Anggaran Polri (2014).

Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto. (Detikcom)Foto: Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto. (www.detikcom)



Nama lain yang muncul dalam radar publik adalah Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komjen Pol Agus Andrianto. Ia lahir di Blora, Jawa Tengah, 16 Februari 1967.

Agus, lulusan Akpol 1989 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Kepala Polda Sumatra Utara.

Sederet jabatan penting pun pernah didudukinya seperti Wakapolda Sumut (2017), Dirtipidum Bareskrim Polri (2016), dan Direktur Psikotropika dan Prekursor Deputi Bidang Pemberantasan BNN (2015).



(miq/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jenderal-jenderal Calon Terkuat Kapolri, Siapa Saja Mereka?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular