Mustahil Vaksin Ciptakan Varian Covid-19 Baru!

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
04 January 2021 14:50
President-elect Joe Biden receives his first dose of the coronavirus vaccine from Nurse partitioner Tabe Mase at Christiana Hospital on live television in Newark Del., Monday, Dec. 21, 2020. (AP Photo/Carolyn Kaster)
Foto: Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden disuntik vaksin COVID-19 Pfizer di Rumah Sakit Christiana di Newark, Delaware. (AP/Carolyn Kaster)

Jakarta, CNBC Indonesia- Belakangan ini di Inggris telah ditemukan varian baru virus corona yang dikatakan lebih cepat menular dibandingkan yang sebelumnya. Salah satu bukti penularan yang sangat tinggi terlihat dari kenaikan kasus di Inggris mencapai 90% varian baru dalam 2 minggu.

Epidemiolog University of Derby Dono Widiatmoko mengatakan saat ini di Inggris paling tidak tercatat 50 ribu kasus baru setiap harinya, karena masifnya tes yang dilakukan untuk mendeteksi pasien positif. Inggris juga menjadi salah satu negara yang pertama menyuntikan vaksin Covid-19 dalam dua minggu terakhir. Dia mengakui masih belum terlihat angka penurunan kasus sejak dilakukan vaksinasi, karena masih terlalu dini untuk melihat hasilnya.

"Jadi terlalu dini untuk kita melihat apakah akan ada hasilnya vaksinasinya, walaupun di Inggris sudah mulai vaksinasi 1 juta dosis dari Pfizer. Tapi kami lihat masih terbatas pada mereka yang berisiko tinggi yakni orang-orang yang sudah berusia lanjut, dan juga tenaga medis. Jadi vaksin memang difokuskan pada mereka yang berisiko tinggi dan yang melakukan pelayanan di depan, tapi masih terlalu dini melihat hasilnya," kata Dono kepada CNBC Indonesia, Senin (04/01/2021).

Selain itu, dia juga membantah adanya kabar bahwa vaksinasi yang dilakukan memunculkan mutasi virus baru. Dono menegaskan seperti pada virus lainnya, varian baru dapat muncul secara alamiah dan perubahan pun tidak selalu menjadi lebih berbahaya. Dia mencontohkan, mutasi virus juga terjadi pada virus influenza. Meski demikian para ahli saat ini tengah memantau pergerakan dari mutasi gen virus Sars Cov-2, berdasarkan data genetika dari GISAID.

"Tentang varian yang ada, sebenarnya virus Sars Cov-2 ini sama seperti virus lainnya mudah bermutasi. Jadi kebetulan yang dilakukan evidence based, dan dilakukan genomic typing (pemeriksaan gen) menjadikan perubahan gen bisa terjadi secara cepat. Tapi bukan berati di tempat lain tidak ada, ini sama seperti virus flu yang sering bermutasi," jelasnya.

Dia menambahkan vaksin nmerupakan upaya pemerintah Inggris untuk mencegah dampak yang lebih besar. Selain itu, yang dilakukan secara kesehatan masyarakat dilakukan pula lockdown atau karantina wilayah yagn lebih ketat dan menghentikan aktivitas ekonomi sejak sebelum natal.

"Hari ini harusnya sekolah dibuka tetapi diundur sampai dengan dua minggu ke depan, sambil melihat kondisinya. Semua berubah menjadi online kecuali kebutuhan dasar dan aktivitas ekonomi sudah dihentikan sebelum natal kemarin," kata Dono.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Warga China Buru Vaksin Pfizer Cs ke Luar Negeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular