
RS Penuh, Harus Ada Prosedur Pasien Covid yang Bisa Masuk ICU

Jakarta, CNBC Indonesia - Penuhnya rumah sakit membuat pemerintah harus menyiapkan pilihan untuk menyeleksi perimaan Covid-19 untuk dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU). Menurut inisiator Lapor Covid-19, Ahmad Arif, prosedur diperlukan agar tidak ada perebutan ruangan saat pasien mulai tidak bisa lagi ditampung.
"Harus ada penentuan kriteria siapa yang berhak masuk ke ICU. Kriteria ini disepakati bersama oleh pemerintah, organisasi profesi, tenaga kesehatan dan para ahli. Tujuannya agar tidak terjadi rebutan jika pasien berlebih seperti saat ini, seperti yang bisa masuk ICU karena punya kenalan atau akses," ungkap Arif, dikutip dari CNNIndonesia.com, Sabtu (2/1/2012).
Arif menyebutkan jika sejumlah negara sudah menggunakan opsi tersebut. Beberapa diantaranya Italia dan Spanyol saat masuk puncak gelombang pertama pandemi dan membuat fasilitas kesehatan lumpuh.
Menurutnya harus diperhatikan pasien Covid-19 dengan komrobid yang dirawat di ICU. Selain itu mempertimbangkan usia produktif serta harapan hidupnya, hal yang sama juga dilakukan Italia dengan tidak memasukkan pasien berusia 70 tahun dengan kondisi buruk ke ICU.
Untuk batas usia, Arif menyebutkan apa yang dilakukan Italia bisa berbeda dengan Indonesia karena usia harapan hidupnya rendah. Dengan prosedur ini membuat hanya pasien dengan peluang yang masih bisa diselamatkan masuk ke ICU.
"Jadi yang masuk ke ICU dengan kriteria yang kira-kira secara medis masih punya peluang diselamatkan. Lalu biasanya prioritas ke tenaga kesehatan dengan asumsi mereka dibutuhkan saat pandemi," kata dia.
Pria yang sering dipanggil AikĀ ini juga menambahkan pemerintah harus menambah fasilitas layanan kesehatan. Dalam hal ini ruangan isolasi dan perawatan agar yang moderat tidak memburuk.
Namun dia juga mengingatkan pemenuhan fasilitas kesehatan tidak akan cukup, apabila upaya pemeriksaan warga atas Covid-19 tidak dilakukan secara massif. Selain itu Arif meminta pemerintah untuk mempertimbangkan soal lockdown dengan lebih serius.
"Pertimbangkan juga pembatasan sosial atau lockdown secara lebih serius. Itu yang dilakukan Italia dan Spanyol saat ledakan wabah," ujar Ahmad.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak