
Harga Kedelai Naik Bikin Tahu-Tempe Bisa Langka, Ulah Siapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengrajin tempe dan tahu harus menghadapi kenyataan harga kedelai yang melonjak tidak karuan. Mereka bingung mengapa hal tersebut bisa terjadi, pasalnya penyebab umum kenaikan harga kedelai saat ini sedang tidak terjadi.
"Kalau yang sudah-sudah, kenaikan berdasarkan nilai tukar rupiah ke dolar. Kalau rupiah melemah, dolar naik otomatis. Harga kacang naik, itu dulu. Saat ini kan dolar ngga naik, kenapa kok bisa naik? kita mau minta cari tahu ke pemerintah, kok bisa ada kenaikan ga wajar? Itu faktornya apa?" kata Ketua Sahabat Pengrajin Tempe Pekalongan Indonesia (SPTP I ) Jakarta Barat, Mu'alimin kepada CNBC Indonesia, Sabtu (2/1/2020).
Saat ini harga kedelai sampai Rp 9.200 - Rp 10.000/Kg, bahkan ada yang lebih dari Rp 10.000/Kg. Padahal biasanya harga normal di angka Rp. 6.500 - Rp 7.000 per Kg. Sadar kenaikan harganya sudah tidak wajar, Ia dan kawan-kawan pengrajin coba mencari tahunya sendiri. Alhasil, ada dugaan importir melakukan permainan harga yang mencekik pengrajin tempe dan tahu.
"Kemungkinan gitu ada yang menaikkan harga dari importir tersebut. Harusnya (ada standar) dari pemerintah untuk lebih memperhatikan, paling ngga buat harga standar kacang kedelai berapa jadi ngga ada kenaikan yang semena-mena begitu," kata Mu'alimin.
Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia Aip Syarifuddin menyebut bakal bertemu langsung dengan Menteri Perdagangan M. Lutfi untuk menyelesaikan masalah ini. Ia tidak ingin masalah ini berjalan terus berlarut tanpa ada solusi yang jelas.
"Nanti jadi tanggal 6 Januari itu saya dijadwalkan ketemu Pak Lutfi. Saya usul ke beliau minta undang importir, ada main ngga dia, ada sekongkol ngga dia, mending tanya, supaya terkuak. ada main harga?" sebutnya kepada CNBC indonesia, Sabtu (2/1/2020).
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kesal Harga Kedelai Mahal, Pengrajin Tahu-Tempe Mogok Massal
