
Tutup Tahun 2020, Bos SKK Migas Sebut Tahun ini Sulit

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat pada akhir tahun 2020 lifting minyak tercatat sebesar 706 ribu barel minyak per hari (BOPD). Jika dibandingkan dengan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 755 ribu BOPD maka capaiannya hanya 93,5%.
Namun jika dibandingkan dengan APBN-P maka capaiannya 100,2% melampaui target yang ditetapkan sebesar 705 ribu BOPD. Sedangkan lifting (salur) gas sebesar 5.461 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Capaian ini masih di bawah target APBN-P sebesar 5.556 MMSCFD atau tercapai 98,3%. Jika dibandingkan dengan APBN original sebesar 6.670 MMSCFD maka capaiannya hanya 81,87%.
Sementara itu untuk penerimaan negara angka yang berhasil dicapai yakni US$ 8,4 miliar, atau 141% dari target yang dipatok sebesar US$ 5,86 miliar.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan tahun 2020 ini merupakan tahun yang sulit bagi semua pelaku usaha. Selain terdampak Covid-19, juga diperparah dengan rendahnya harga minyak dunia.
"Namun berkat kerja keras bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), pada akhirnya industri hulu migas berhasil melampaui beberapa target yang ditetapkan oleh pemerintah," paparnya dalam konferensi pers secara virtual "Hulu Migas Menyambut 2021", Kamis malam, (31/12/2020).
Capaian lain yakni untuk investasi hulu migas mencapai US$ 10,21 miliar dan pengendalian cost recovery sebesar US$ 8,12 miliar sesuai dengan target pemerintah.
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman menyampaikan capaian tahun 2020 cukup bagus dibandingkan dengan target awal. Namun di dalam R-APBN ada perubahan penurunan target dampak dari Covid-19 dan turunnya harga minyak.
"Tapi dibandingkan industri lain, kita lebih baik," tegasnya.
Fatar mengatakan selama tahun 2020, terdapat beberapa milestone penting yang dicapai antaranya penyelesaian 24 Side Letter PSC serta 61 LoA dan Amandemen PJBG terkait penyesuaian harga gas sesuai dengan aturan Keputusan Menteri ESDM No. 89K/2020 dan 91K/2020.
"Total gas yang disesuaikan mencapai 2.601 british thermal unit per day (BBTUD) terdiri dari 1.205 BBTUD untuk industri hilir dan 1.396 BBTUD untuk PLN," ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, penyesuaian harga gas ini bertujuan untuk
memberikan dampak perekonomian bagi negara melalui bertumbuhnya kegiatan industri hilir serta berkurangnya beban subsidi kelistrikan.
SKK Migas juga berhasil menuntaskan Heads of Agreement (HoA) transisi Blok Rokan pada 28 September 2020. "Dengan diberlakukannya HoA tersebut maka PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) bisa melakukan pemboran untuk menjaga produksi Rokan sampai masa berakhirnya kontrak," tuturnya.
Selain itu, capaian lain di 2020 yakni, Plan of Development (POD) pertama Lapangan Kaliberau, Blok Sakakemang yang telah disetujui oleh pemerintah pada 29 Desember 2020.
(roy/roy)
Next Article Dwi Soetjipto & Nasib Investasi Asing di Proyek Migas RI