RI Disebut Mundur dari Proyek Jet KF-X, Korea Ngaku Tekor

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
31 December 2020 07:24
Jet KF-X/ dok Dirgantara Indonesia
Foto: Jet KF-X/ dok Dirgantara Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek pengembangan pesawat jet KF-X milik Korea Selatan (Korsel) sepertinya tidak akan dilanjutkan. Hal ini dikarenakan partnernya dalam pembuatan jet ini, Indonesia, dinilai 'bermain-main' dengan memilih mundur dari program itu.

Dilansir Korea Joongang, proyek pengembangan Korea Fighter eXperimental (KF-X), jet tempur pertama yang akan dirakit Korsel, telah menelan biaya triliunan won.

Bahkan, proyek itu disebut proyek militer termahal dalam sejarah negara. Total biaya pengembangan diperkirakan sekitar 8,5 triliun won (US$ 7,8 miliar atau sekitar Rp 109 triliun), di mana 1,6 triliun won, atau 20%, harus dibayar oleh Indonesia berdasarkan kontrak kemitraan bersama kedua negara yang ditandatangani pada tahun 2016.

Proyek ini dipimpin oleh satu-satunya produsen pesawat militer Korea, Korea Aerospace Industries (KAI), yang diperkirakan akan membuat 125 jet untuk Korea dan 51 jet untuk Indonesia pada tahun 2026.

Saat ini sebuah prototipe sedang dalam perakitan dan penerbangan perdana untuk pesawat tersebut telah dijadwalkan pada tahun 2022.

Namun lambannya proyek tersebut dilaporkan telah menimbulkan ketidaksenangan di Jakarta, di mana permintaan untuk pesawat generasi terbaru telah tumbuh di tengah tantangan agresif China atas klaimnya atas wilayah di Laut China Selatan (LCS).

Dengan Covid-19 yang semakin menghambat proyek dan memperketat dompet, Indonesia disebut telah mengisyaratkan ketidakpuasannya dengan menahan diri dari komitmen keuangan lebih lanjut.

Menurut Perwakilan Shin Won-shik dari pihak oposisi Partai Kekuatan Rakyat, Indonesia hanya membayar 227,2 miliar won dari 831,6 miliar won yang dijanjikan untuk tahun ini. Pembayaran yang dilakukan oleh Jakarta selama ini hanya mencakup sekitar 13% dari komitmennya.

Selain pembayaran yang dipotong, Indonesia tidak mengirimkan kembali 114 spesialis teknis dari perusahaan dirgantara PT Dirgantara Indonesia (DI), yang dipulangkan pada Maret karena wabah virus corona di negeri ginseng itu.

Untuk mendorong partisipasi Indonesia, negosiator dari badan pengadaan senjata Korsel, Defence Acquisition Program Administration (DAPA), mengunjungi Indonesia pada bulan September.

Menurut salah satu sumber pemerintah Korea, pejabat Indonesia meminta negosiasi ulang kesepakatan awal KF-X serta berkeinginan meminta lebih banyak transfer teknologi sebagai imbalan atas komitmennya.

Namun belum ada kesepakatan yang dicapai, dan negosiasi tetap berlangsung, kata pejabat itu.

Penundaan ini dinilai sangat merugikan Seoul. Apalagi diketahui Indonesia saat ini sedang bersafari untuk membeli jet-jet tempur teranyar, salah satunya Dassault Rafale buatan Prancis yang diinfokan akan diboyong 48 unit oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"KF-X adalah jet tempur yang saat ini hanya ada di cetak biru, sementara Rafale adalah jet yang sudah beroperasi," kata sumber itu.

"Untuk Indonesia, (melengkapi angkatan udaranya dengan jet Prancis) mungkin merupakan kesepakatan yang layak untuk dicapai meskipun itu berarti melepaskan 227,2 miliar won."

Masalah terbesar terletak pada investasi yang dijanjikan Indonesia. Hilangnya 51 unit jet yang dijanjikan ke Indonesia juga akan mengurangi kuantitas produksi secara keseluruhan dan dengan demikian meningkatkan biaya per unit, yang berpotensi merugikan prospek ekspor jet tersebut.

Pejabat pemerintah di Seoul telah berhati-hati dalam menarik kesimpulan tentang niat Indonesia.

Ketika ditanya apakah Jakarta tampaknya siap untuk mundur dari kesepakatan KF-X selama dengar pendapat parlemen pada bulan Oktober, Menteri DAPA Wang Jung-hong masih optimistis dan mengatakan Indonesia tidak akan pindah ke lain hati.

"Indonesia tidak akan membeli apapun dan menunggu sampai KF-X selesai dan berkembang sepenuhnya," kata Jung-hong.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Proyek Jet Tempur Korea Selatan-Indonesia di Ujung Tanduk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular