Ekonomi Sulit Pulih Selama Covid-19 Tak Bisa Dikendalikan

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
30 December 2020 18:35
WNI dan WNA yang baru tiba dibandara soekarno hatta, Tangerang, Banten, Rabu (30/12/2020). Menjelang pergantian tahun, para penumpang penerbangan international yang tiba di bandara Soekarno Hatta diwajibkan untuk menjalani karantina selama minimal 5 hari. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: WNI dan WNA yang baru tiba dibandara soekarno hatta, Tangerang, Banten, Rabu (30/12/2020). Menjelang pergantian tahun, para penumpang penerbangan international yang tiba di bandara Soekarno Hatta diwajibkan untuk menjalani karantina selama minimal 5 hari. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Senior Chatib Basri mengatakan pemerintah harus waspada jika penularan virus corona atau Covid-19 terus merebak. Karena, jika tidak bisa dikendalikan, ekonomi akan sulit dipulihkan.

Chatib menjelaskan, saat ini sebenarnya pemulihan ekonomi sudah dalam jalur yang benar.

Kendati demikian, apabila kasus positif terus Covid-19 terus menular, maka hal yang mungkin dilakukan pemerintah adalah dengan menarik rem darurat lagi dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan ketat.

"Ekonomi mungkin akan mulai positif pada Kuartal I-2021, asumsinya bahwa pandemi tidak merebak lagi. Kalau pandemi merebak lagi, pola pemulihannya bisa berbentuk W, karena harus tarik rem darurat lagi, kemudian ekonomi melambat," jelas Chatib dalam Closing Bell CNBC Indonesia TV, Rabu (30/12/2020).

Lebih lanjut, Chatib memandang pemulihan ekonomi sebenarnya tergantung dari seberapa cepat pemerintah mampu mengatasi pandemi.

"Buat saya kuncinya, (pemulihan ekonomi) adalah kemampuan (pemerintah) mengatasi masalah kesehatan," kata Chatib melanjutkan.

Chatib memberikan contoh, misalnya saja China yang saat ini pertumbuhan ekonominya sudah tumbuh positif pada kisaran 1,9% dan Taiwan yang juga pertumbuhan ekonominya sudah tumbuh positif pada kisaran 2,5%.

Baik China dan Taiwan, ekonominya sudah tumbuh positif, karena kata Chatib pemerintahnya mampu mengatasi pandemi lebih cepat. Dengan mengatasi pandemi yang lebih cepat, maka recovery juga akan semakin cepat.

"Jadi kalau negara tetangga kita, seperti Singapura mampu mengatasi pandeminya dengan lebih baik, nanti recovery mereka akan lebih cepat. Jadi, persoalan kita tracknya sudah betul, tapi yang kita butuhkan berapa lama dan kecepatannya seberapa jauh," jelas Chatib.

Untuk diketahui, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, per Rabu (30/12/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 8.002 kasus konfirmasi positif Covid-19 dibandingkan hari sebelumnya. Dengan demikian, total kasus konfirmasi positif Covid-19 menembus 735.124.

Sementara itu pasien sembuh bertambah 6.958 sehingga total kasus sembuh menjadi 603.741. Kemudian pasien meninggal bertambah 241 sehingga total kasus meninggal menjadi 21.944.

Berdasarkan laporan Satgas Covid-19, ada 67.615 suspek. Satgas juga melaporkan kasus Covid-19 telah ada di 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota di tanah air.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular