
Duh, Daya Beli Sektor Manufaktur & Pariwisata Lenyap Rp 374 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Berdasarkan data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), industri manufaktur dan pariwisata mengalami tekanan paling dalam akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, industri manufaktur dan pariwisata merupakan sektor penyerap tenaga kerja yang paling banyak. Oleh karena itu, daya beli yang berasal dari kedua sektor tersebut berkurang cukup drastis.
Suharso menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19, utilisasi industri manufaktur mencapai 76,3%. Namun, akibat pandemi Covid-19, utilisasi menurun dan hanya mencapai 55,3% sejak Januari-September 2020.
Pandemi Covid-19, dari catatan Bappenas juga telah menyebabkan pekerja industri manufaktur kehilangan sebanyak 3.700 jam kerja dalam rentang waktu 10 minggu, yang berdampak pada penurunan daya beli hingga Rp 74 triliun.
Sementara dari sektor pariwisata, yang hampir tidak beroperasi, memberikan dampak buruk bagi industri lainnya. Jika digabungkan antara sektor manufaktur dan pariwisata, daya beli berkurang hingga Rp 374,4 triliun.
"Total penurunan daya beli akibat menurunnya jam kerja pada industri manufaktur dan pariwisata dalam 30 minggu mencapai Rp 374,4 triliun," jelas Suharso dalam konferensi pers Akhir Tahun Bappenas, Senin (28/12/2020).
Perhitungan dari Bappenas tersebut juga termasuk dengan memperhitungkan upah terendah sebesar Rp 20.000 per jam.
Suharso berharap, pemulihan industri pariwisata dapat membantu pemulihan ekonomi secara cepat. Pada 2021, pertumbuhan sektor manufaktur juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pascapandemi Covid-19.
"Jam kerja tersebutlah yang akan kita pulihkan, lebih mudah untuk dihitung, dan mempunyai impact yang luas," jelasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Taman Wisata Alam PIK Terbengkalai, Kenapa?
