Apa Satu-satunya Harapan Dunia Bergantung ke Vaksin China?

Jakarta, CNBC Indonesia - Fakta sejumlah negara yang mulai menghentikan produksi vaksin Covid-19 kemungkinan besar membuat vaksin asal China menjadi satu-satunya solusi bagi negara yang belum mendapatkan vaksin untuk mengatasi pandemi.
Pertanyaannya, apakah vaksin ini berhasil?
Mengutip CNBC Internasional, Sabtu (26/12/2020), tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak percaya dalam situasi saat ini. China sendiri memiliki sejarah skandal vaksin di negara tersebut.
Sang pembuat vaksin bahkan telah mengungkapkan sedikit tentang uji coba terakhir mereka pada manusia dan lebih dari 1 juta inokulasi penggunaan darurat yang sudah dilakukan terhadap warga negara China.
Negara-negara maju telah mencadangkan sekitar 9 miliar dari 12 miliar suntikan yang sebagian besar dikembangkan oleh negara Barat yang diperkirakan akan diproduksi pada tahun depan.
Adapun COVAX, sebuah upaya untuk memastikan akses yang sama kepada vaksin Covid-19 telah gagal memenuhi kapasitas yang dijanjikan yakni 2 miliar dosis. Bagi negara yang belum mendapatkan vaksin, China mungkin bisa menjadi solusi.
Saat ini China memiliki enam kandidat vaksin yang sudah memasuki tahap uji coba terakhir. China juga merupakan salah satu dari sedikit negara yang dapat memproduksi vaksin dalam skala besar.
Pejabat pemerintah telah mengumumkan bisa menampung 1 miliar dosis kapasitas Covid-19, di mana Presiden Xi Jinping bersumpah vaksin China bisa bermanfaat bagi masyarakat dunia.
Potensi penggunaan vaksin oleh jutaan orang di negara lain memberikan China kesempatan untuk memperbaiki kerusakan reputasinya pasca wabah Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan.
Meski demikian, skandal masa lalu telah merusak kepercayaan warganya sendiri terhadap vaksin buatan negeri Tirai Bambu.
"Masih ada tanda tanya bagaimana China dapat memastikan pengiriman vaksin yang handal," kata Joy Zhang, seorang profesor yang memplajari etika sains di Universitas Kent.
Bahrain pekan lalu menjadi negara kedua yang menyetujui vaksin Covid-19 dari China, bergabung dengan Uni Emirat Arab. Sementara itu, Maroko berencana menggunakan vaksin China dalam kampanye imunisasi massal yang dijadwalkan bulan ini.
Vaksin China juga menunggu persetujuan di Turki, Indonesia, dan Brasil. Sementara uji coba vaksin tersebut masih berlanjut di lebih dari selusin negara termasuk Rusia, Mesir, dan Meksiko.
Di beberapa negara, vaksin China telah dicurigai. Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah berulang kali menebar keraguan tentang keefektifan kandidat vaksin Sinovac, tanpa mengutip bukti apapun dan mengatakan orang Brasil tidak akan digunakan sebagai kelinci percobaan.
Halaman Selanjutnya >> Vaksin yang Dikembangkan